Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Nasional

Beras Premium Langka dan Harganya Kian Mencekik, Benarkah Gara-gara Bansos? Ini Kata Bapanas

Berdasarkan keterangan Bapanas, bantuan pangan beras tidak membebani suplai beras premium di pasaran saat ini.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com / Andreas Chris
ILUSTRASI : beras-beras yang dijual di pasar tradisional Kota Solo. 

Pemerintah memang akan mengimpor jutaan ton beras, namun kata Arief hal itu dilakukan dengan sangat terukur sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak akan mengganggu stabilitas harga di tingkat petani.

“Salah satu indikasinya bisa dilihat dari Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) saat ini adalah yang tertinggi senilai 116,16 persen. Ini yang membuat petani kita semangat untuk menanam.” ujarnya. 

Arief juga mengeklaim kenaikan harga beras saat ini tidak berkaitan dengan pemilu ataupun periode libur panjang Isra Mikraj dan Imlek 2575 Kongzili.

“Bukan pengaruh pencoblosan. Kita sedang penuhi market,” ucapnya. 

Baca juga: Beda Tanggapan Kubu Anies, Prabowo dan Ganjar Soal Dirty Vote, Film yang Ungkap Kecurangan Pemilu

Untuk menyambut panen raya yang diprediksi akan terjadi pada Maret 2024, Bapanas bersama Kementerian Pertanian (Kementan) dan semua pihak terkait akan berkoordinasi mempersiapkan penyerapan yang optimal, untuk mencegah jatuhnya harga di tingkat petani.

Selain itu, pada saat yang sama, pengisian Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dari produksi dalam negeri dapat terpenuhi dengan baik.

“Saat ini kita tengah mempersiapkan CPP jauh-jauh hari sebelumnya, sehingga pada saat diperlukan, CPP tersebut dapat dimanfaatkan untuk intervensi antara lain penyaluran bantuan pangan, operasi pasar, dan keadaan darurat,” tutur Arief.

Arief menjelaskan, Bapanas tengah fokus mengerjakan lima aksi untuk menyeimbangkan ketersediaan beras sekaligus menjaga harga beras di tingkat nasional.

Pertama, mempercepat pembongkaran kapal beras dari luar negeri di beberapa pelabuhan.

Yang kedua, terus menjalankan distribusi beras komersial Bulog sebanyak 200.000 ton, termasuk 50.000 ton ke Food Station/Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).

“Pasokan ke penggilingan akhir tahun lalu juga sudah 200.000 ton. Dua kali (sebanyak) 200.000 ton beras komersial ke penggiling padi,” tuturnya. 

Aksi yang ketiga adalah terus-menerus mendistribusikan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pasar (SPHP) ke pasar tradisional dan ritel modern. 

Keempat, terus mengerjakan Gerakan Pangan Murah (GPM) Nasional.

“Sebanyak 1,2 juta ton SPHP ke outlet. Stok PIBC di atas 34.000 ton,” sebutnya. 

Aksi yang terakhir adalah memastikan bantuan pangan beras kembali mulai disalurkan pada 15 Februari 2024 setelah pencoblosan selesai.

(*)

Sumber: Kompas TV
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved