Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali

3 Rekomendasi Umbul di Boyolali Jateng yang Sarat Kisah Misteri, Ada yang Dipercaya Berkhasiat!

Boyolali juga memiliki banyak umbul nan indah penuh dengan kisah menarik untuk diselami.

TribunSolo.com/Tri Widodo
Kondisi Umbul Tirtomarto Pengging, Kecamatan Banyudono yang dibuka mulai hari ini, Kamis (7/10/2021). 

Air di umbul inipun merupakan air buangan dari umbul Ngabeyan, Temanten dan Dudho.

Kusworo Rahadyan komunitas pegiat sejarah Boyolali Heritage Society (BHS) menyebut, Umbul Peceren digunakan warga untuk mandi maupun ritual kungkum masyarakat waktu itu.

Baca juga: Ngeri, Sepekan 3 Ekor Ular Piton Besar Teror Warga Boyolali, Naik ke Atap Rumah hingga Memangsa Ayam

Tujuannya, untuk ngalap berkah dari Sinuwun Paku Buwono X sebagai raja yang biasa mandi di Umbul Ngabeyan tersebut.

"Dinamakan Umbul Peceren dalam bahasa Jawa, karena aliran airnya sisa atau pembuangan dari Umbul Ngabeyan itu,” ujar Kusworo, kepada TribunSolo.com, Senin (23/1/2023).

Gombloh Sujarwanto, budayawan Pengging, Kecamatan Banyudono menambahkan Peceren adalah peninggalan masa PB IX.

Sampai saat ini, Umbul Peceren masih dimanfaatkan untuk ritual kungkum masyarakat hingga kini.

Bahkan, sejumlah pejabat baik di tingkat Pemkab Boyolali maupun pejabat pusat, juga pernah melakukan ritual kungkum di Umbul Peceren.

“Ini kan terkait kepercayaan, kalau melakukan ritual kungkum di sana maka keinginan atau cita- citanya bakal tercapai," tambahnya.

2. Umbul Tlatar di Sambi

Potret Umbul Tlatar di Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali. Warga setempat memiliki tradisi unik untuk menjaga umbul tersebut. Tradisi bernama Lampetan itu dilakukan dengan bersih-bersih saluran air hingga menyembelih bebek putih di dalam air.
Potret Umbul Tlatar di Desa Kebonbimo, Kecamatan Boyolali Kota, Boyolali. Warga setempat memiliki tradisi unik untuk menjaga umbul tersebut. Tradisi bernama Lampetan itu dilakukan dengan bersih-bersih saluran air hingga menyembelih bebek putih di dalam air. (Tribunsolo.com/Tri Widodo)

Terjadinya Umbul Tlatar tak lepas dari kisah Ki Ageng Wonokusumo, Wonoroto, Desa Catur, Kecamatan Sambi, Boyolali.

Dikisahkan saat itu, Ki Ageng Wonokusumo yang merupakan seorang wali yang menyebarkan agama Islam di wilayah Sambi bagian barat resah dengan kondisi lahan pertanian masyarakat.

Saat kemarau datang, tak banyak aktivitas pertanian yang bisa dikerjakan masyarakat.

Ancaman kelaparan karena tak adanya sumber mata air yang bisa digunakan untuk mengolah lahan pertanian kerap terjadi.

Selain itu, Ki Ageng Wonokusumo juga kesulitan mendapatkan air untuk bersuci sebelum melaksanakan salat di Masjid Tiban.

Melihat kondisi ini, Ki Ageng Wonokusumo tak bisa tinggal diam.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved