Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Fakta Menarik Tentang Sukoharjo

Asal-usul Waduk Mulur Sukoharjo, Dibangun pada 1926, Ada Dua Kisah Legendaris Terkait Namanya

Waduk Mulur bukan hanya menjadi sumber air bagi pertanian, tapi juga menyimpan kisah sejarah panjang sejak masa kolonial.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Anang Ma'ruf
SUASANA WADUK MULUR - Karamba Waduk Mulur, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo pada Jumat (8/11/2024) pagi. Beginilah asal-usul Waduk Mulur yang akan berusia seabad tahun depan. 

Renovasi sempat dilakukan pada tahun 1998 untuk memperkuat struktur waduk, namun nuansa kolonial Belanda tetap terjaga.

Salah satu bukti sejarah yang masih terlihat hingga kini adalah prasasti kuno yang terletak di pintu air utama—menandakan bahwa kawasan ini dulunya termasuk wilayah perdikan milik Kraton Surakarta Hadiningrat.

Kisah Legendaris di Balik Nama Mulur

Nama “Mulur” memiliki kisah tersendiri yang tak kalah menarik. Konon, kata “Mulur” berasal dari bahasa Jawa “ulur” yang berarti “berlanjut” atau “terus-menerus”.

 Cerita rakyat mengaitkan nama ini dengan perjuangan Pangeran Diponegoro dan para pengikutnya dalam melawan penjajah Belanda.

Baca juga: Asal-usul Kampung Batik Kauman Solo, Dulu Kawasan Tempat Tinggal Para Santri dan Ulama

Dikisahkan, setelah menyerahkan diri kepada Belanda dengan syarat pembebasan para pengikutnya, Pangeran Diponegoro memberikan pusaka berupa keris kepada salah satu pengikut setianya, Kyai Sayyid Iman, untuk disampaikan kepada Putri Serang (R.A. Serang) sebagai simbol perjuangan yang harus terus dilanjutkan.

Pertempuran sengit pun terjadi di kawasan yang saat itu masih berupa rawa-rawa.

Banyak pejuang gugur, termasuk Kyai Sayyid Iman yang tewas dalam pelarian di tengah rawa, yang kini menjadi bagian dari Waduk Mulur.

Makamnya yang berada di sebuah daratan kecil di tengah waduk, yang kini dikenal sebagai makam keramat dan menjadi bagian dari daya tarik wisata sejarah.

Versi lain menyebut, nama “Mulur” berasal dari ucapan Kyai Sayyid Iman: "Mugi-mugi sedulur", yang berarti "semoga kita bersaudara", sebagai bentuk harapan akan persatuan.

Kini, Pemerintah Kabupaten Sukoharjo tengah menyusun masterplan pengembangan Waduk Mulur sebagai bagian dari upaya memaksimalkan potensi perikanan, pertanian, hingga pariwisata.

Meskipun status waduk saat ini merupakan aset milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sinergi antara Pemkab dan Pemprov terus dijajaki demi keberlanjutan pengelolaan kawasan ini.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved