Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pengamat Ungkap Perbedaan Mencolok Jokowi dan Dedi Mulyadi : yang Satu Berani Berdialog dan Berdebat

Pasalnya, sama seperti Jokowi dulu, Dedi Mulyadi juga rajin terjun ke masyarakat, dan menjawab masalah langsung di lapangan.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono

TRIBUNSOLO.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disebut-sebut sebagai 'The Next Jokowi' karena popularitasnya di media sosial.

Bahkan, ada beberapa warganet yang menilai Dedi Mulyadi seperti Jokowinya Sunda.

Pasalnya, sama seperti Jokowi dulu, Dedi Mulyadi juga rajin terjun ke masyarakat, dan menjawab masalah langsung di lapangan.

Baca juga: Roy Suryo Dkk Bakal Terima Hasil Uji Lab Forensik Ijazah Jokowi Jika Libatkan Pihak Internasional

Banyak warganet yang berpendapat, gaya politik Dedi Mulyadi ini mirip dengan blusukannya Jokowi.

Berkay gaya blusukannya itu, Jokowi pun meraih popularitas hingga bisa menaiki anak tangga pimpinan eksekutif, dari Wali Kota Solo, Gubernur Jakarta hingga Presiden Indonesia dua periode (2014-2024).

Namun, pengamat politik Burhanuddin Muhtadi melihat perbedaan telak antara Dedi Mulyadi dan Jokowi.

"Sebenarnya kalau menyebut seorang KDM (Kang Dedi Mulyadi) versi lain dari Jokowi, Jokowi versi 2.0 itu enggak seluruhnya benar juga sih," kata Burhan, sapaan karib sang pengamat, saat bicara di program On Point with Adisty, Youtube Kompas TV, tayang Sabtu (10/5/2025).

Baca juga: Roy Suryo Dkk Tolak Hasil Uji Lab Forensik Ijazah Jokowi oleh Bareskrim, Tuding Tidak Kredibel

Burhan mengatakan, Dedi Mulyadi sangat artikulatif, sedangkan Jokowi tidak.

Seorang Dedi Mulyadi bisa menghadapi masalah dengan berdialog, diskusi hingga berdebat.

Burhan menyontohkan salah satu peristiwa yang membuat nama Dedi Mulyadi populer di Purwakarta.

Saat itu dia menjabat Anggota DPRD Purwakarta (1999-2004).

Setelahnya, ia menjadi Wakil Bupati dan Bupati Purwakarta.

Baca juga: Hercules Lontarkan Ancaman Jika Dedi Mulyadi Tak Rangkul Ormas, 50 Ribu Orang Geruduk Gedung Sate

"Kalau kita lihat jejaknya KDM ini, misalnya waktu dia menjadi anggota DPRD Purwakarta, waktu itu Purwakarta penuh dengan demo buruh."

"Ketika koleganya dari anggota DPRD Purwakarta tidak mau menemui demo-demo buruh, dia temuin. Ramai terjadi perdebatan sangat sengit gitu ya, tetapi setelah demo itu dia justru populer karena berani mendebat dan sekaligus mengajak dialog mereka yang kontrak."

"Setelah itu dia maju sebagai kepala daerah kan dan sukses," papar Burhan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved