Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Popularitas Dedi Mulyadi Ancam atau Untungkan Prabowo di Pilpres 2029? Ini Kata Burhanuddin Muhtadi

Soal figur Dedi Mulyadi ini pun mendapat respons dari pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Istimewa/Tribunnews
DEDI DAN PRABOWO - Prabowo Subianto dan Dedi Mulyadi di Kantor Kemhan, Jakarta, Rabu (17/5/2023). Pengamat politik menilai popularitas Dedi Mulyadi belum mengganggu Prabowo saat ini. 

TRIBUNSOLO.COM - Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, disebut-sebut figur yang mampu mengunbah peta politik level kepala daerah hingga nasional.

Dedi Mulyadi yang populer di media sosial dan rakyat kecil dianggap memiliki potensi besar di Pemilu 2029 mendatang.

Soal figur Dedi Mulyadi ini pun mendapat respons dari pengamat politik yang juga Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia, Burhanuddin Muhtadi.

Baca juga: Soal Dedi Mulyadi Bakal Gaji Warga Jakarta Rp 10 Juta Jika Jadi Gubernur DKI, Ternyata Salah Hitung?

Dia mengakui jika Dedi Mulyadi adalah kepala daerah paling populer saat ini.

Meskipun belum ada survei resmi yang bisa menangkap kondisi politik terkini, namun Burhanuddin percaya diri dengan analisisnya.

Sayangnya kata dia, melejitnya nama sang 'Gubernur Konten' tak selalu disambut positif oleh beberapa pihak.

Burhanuddin menilai ada pihak yang terganggu dengan demam Dedi Mulyadi.

Pasalnya kata dia, popularitas Dedi di media sosial memiliki efek elektoral yang mengikuti.

Baca juga: Alasan Wali Murid di Bekasi Laporkan Dedi Mulyadi Soal Barak Militer: Tak Ada Jaminan Anak Jadi Baik

"Tentu saja dilihat dari apa yang dia lakukan, dan ratingnya yang tinggi, kalau kita buka ya konten-kontennya di YouTube, di Facebook, di IG, di Twitter, itu banyak sekali tuh ya komen masyarakat yang mendukung langkahnya."

"Jadi tanpa harus di sampaikan secara terus terang, itu tentu saja apa yang dia lakukan sekarang punya implikasi politik elektoral," kata Burhanuddin di program On Point with Adisty, Youtube Kompas TV, tayang Sabtu (10/5/2025).

Alasan Burhanuddin berargumen soal adanya pihak terganggu demam Dedi Mulyadi adalah terkait peta elektoral 2029.

"Saya menduga kalau misalnya demam KDM ini terus berlanjut ya, itu kemungkinan bisa mengganggu kenyamanan tokoh-tokoh lama berkaitan dengan peta elektoral 2029," ujarnya.

Baca juga: Dedi Mulyadi Dikritik Kirim Siswa ke Barak Militer, Susno Duadji: Prabowo Lulusan Pendidikan Militer

Ada potensi besar Dedi berlaga di level Pilpres pada 2029 mendatang.

Jika eks Bupati Purwakarta itu menjadi kandidat calon presiden alias capres, maka dia harus berhadapan dengan ketua umumnya sendiri di Gerindra, Prabowo Subianto.

Partai berlogo kepala Garuda itu sudah menentukan akan mencalonkan Prabowo pada Pilpres 2025 untuk periode keduanya.

Menurut Burhanuddin, sampai saat ini, Dedi masih pandai menempatkan diri, hingga popularitasnya tidak mengganggu Prabowo.

"Jangan lupa isu banyak sekali yang berkaitan dengan Dedi Mulyadi termasuk yang kontroversial sejauh ini masih direspon positif terutama oleh orang-orang sekitar Pak Prabowo, dibela."

"Artinya sejauh ini belum mengganggu kenyamanan Pak Prabowo," paparnya.

Baca juga: Program Dedi Mulyadi Bina Siswa Nakal di Barak Militer, Anggaran yang Digunakan Capai Rp6 Miliar

Kendati sang pucuk pimpinan masih merasa nyaman, Burhanuddin menduga ada pihak internal Gerindra lain yang gerah dengan Dedi.

Seperti diketahui, Dedi merupakan kader baru di Gerindra.

Dirinya ada pindah dari Golkar pada 2023 lalu karena alasan sosok Prabowo.

Burhanuddin mendeteksi pihak yang terganggu dengan Dedi adalah elite Gerindra yang punya jabatan struktural tinggi.

"Mungkin kalau di Pak Prabowonya perasaan gangguan itu belum ada, tetapi sesama kader Gerindra, who knows gitu ya."

"Kalau misalnya dugaan saya sih pasti ada pihak-pihak internal Gerindra yang kurang nyaman ya, terutama yang merasa levelnya di atas Dedi Mulyadi secara struktural. Mungkin ada perasaan itu, meskipun saya tidak tahu buktinya," katanya.

Artikel ini telah tayang di Tribun Jakarta

Sumber: Tribun Jakarta
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved