Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Diskon Listrik 50 Persen

Kekecewaan Warga Soal Diskon Listrik 50 Persen yang Batal : Kemarin Berharap Banget Malah di-PHP

Pembatalan rencana pemberian diskon 50 persen terhadap tarif listrik untuk bulan Juni dan Juli 2025, bikin kecewa masyarakat.

Istimewa
PENGECEKAN METERAN. Petugas dari PLN memperbaiki kWh Meter atau sering disebut dengan Meteran Listrik. Ini terkait dengan diskon tarif listrik dari pemerintah yang batal direalisasikan. 

TRIBUNSOLO.COM - Pembatalan rencana pemberian diskon 50 persen terhadap tarif listrik untuk bulan Juni dan Juli 2025, bikin kecewa masyarakat.

Dikabarkan sebelumnya, pemerintah sempat menyampaikan bahwa diskon listrik 50 persen akan menjadi bagian dari enam stimulus ekonomi yang direncanakan meluncur pada 5 Juni 2025.

Baca juga: Kenapa Diskon Tarif Listrik 50 Persen Batal? Bahlil Mengaku Tak Tahu : Tanya kepada yang Mengumumkan

Namun, dalam pengumuman resmi, diskon tarif listrik tidak termasuk dalam daftar stimulus yang diberikan.

Menteri Keuangan Sri Mulyani menjelaskan, proses penganggaran untuk diskon listrik berjalan lebih lambat dibandingkan program stimulus lainnya.

Sebagai alternatif, pemerintah memutuskan memberikan Bantuan Subsidi Upah (BSU) untuk dua bulan kepada 17,3 juta pekerja berpenghasilan di bawah Rp 3,5 juta.

Dilansir dari Kompas.com, salah satu warga yang menyuarakan kekecewaannya adalah Farid (28), warga Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Ia merasa seolah diberi harapan palsu oleh pemerintah usai wacana diskon listrik itu urung direalisasikan.

“Ketika kemarin dengar mau ada wacana diskon listrik lagi, itu berharap banget. Eh malah di-PHP-in pemerintah gini,” ucap Farid di Depok, Senin (2/6/2025).

Baca juga: Diskon Tarif Listrik 50 Persen Juni-Juli 2025 Batal, Digantikan BSU Rp300 Ribu per Bulan

Farid mengaku kecewa karena tagihan listrik di rumahnya kerap mencapai Rp 650.000 per bulan. 

Ia menilai program diskon yang sempat diberlakukan pada Januari dan Februari 2025 sangat membantu mengurangi pengeluaran rumah tangganya.

“Kan biasa per bulan itu Rp 600.000-650.000, pas ketika diskon yang awal tahun itu berasa banget karena tagihan jadi cuma Rp 250.000-300.000,” ujar Farid.

Kekecewaan serupa juga dirasakan oleh Jessica (25), warga Tugu, Depok. Ia mengaku telah menantikan kebijakan diskon listrik selama tiga bulan terakhir, terutama karena termasuk dalam kategori pelanggan rumah tangga dengan daya listrik 1.300 VA.

“Disayangkan banget keputusan pemerintah, padahal saya sudah nungguin dari Februari pas terakhir dapat diskon. Soalnya sangat membantu, beban berkurang yang awalnya bayar Rp 500.000 jadi cuma Rp 200.000,” jelas Jessica.

“Kenapa pemerintah bikin senang warganya cuma sebentar doang?” tambahnya.

(*)

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved