Breaking News

Pendakian Gunung Lawu

Kondisi Memprihatinkan Pendakian Gunung Lawu Karanganyar via Cetho, Sampah Menumpuk

Tumpukan sampah yang berserakan di sepanjang jalur menimbulkan keprihatinan mendalam dari para relawan dan pengelola jalur pendakian.

|
Penulis: Mardon Widiyanto | Editor: Putradi Pamungkas

Gunung Lawu memiliki beberapa jalur pendakian resmi, dan salah satu yang paling dikenal serta digemari pendaki adalah jalur via Cetho.

Jalur ini berlokasi di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, dan dimulai dari kawasan Candi Cetho, sebuah situs peninggalan Hindu yang terletak di ketinggian sekitar 1.496 meter di atas permukaan laut (mdpl).

Daya tarik utama dari jalur Cetho tidak hanya terletak pada pemandangan alamnya, tetapi juga suasana spiritual dan budaya yang kuat.

Pendaki yang memilih rute ini akan melewati area perbukitan berkabut, perkebunan warga, hingga kawasan hutan yang lebat dengan udara yang sejuk dan segar. 

Jalur ini juga dikenal dengan keheningan dan atmosfer mistis, karena dekat dengan lokasi-lokasi bersejarah dan tempat semedi.

Jalur pendakian via Cetho memiliki tingkat kesulitan sedang hingga berat, dengan estimasi waktu tempuh sekitar 7 hingga 10 jam untuk mencapai puncak Hargo Dumilah (3.265 mdpl).

Beberapa pos yang dilewati antara lain Pos Cemoro Kandang, Pos Brak Seng, Pos Bulak Peperangan, hingga Sendang Drajat, sebelum akhirnya tiba di puncak.

Selain menawarkan keindahan dan keunikan, jalur Cetho juga dikelola oleh komunitas relawan setempat, salah satunya Relawan Cetho (Reco), yang aktif menjaga kebersihan dan keamanan jalur pendakian.

Para pendaki diwajibkan mengikuti aturan yang berlaku, termasuk membawa turun kembali sampah mereka, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap pelestarian alam Gunung Lawu.

Karena keistimewaannya, jalur ini kerap dipilih oleh pendaki yang mencari pengalaman spiritual atau ingin merasakan pendakian dengan suasana yang lebih tenang dibandingkan jalur Cemoro Sewu atau Cemoro Kandang.

Namun, belakangan ini jalur Lawu via Cetho menjadi sorotan karena masalah sampah yang ditinggalkan pendaki.

Hal ini mendorong pengelola untuk memperketat aturan, termasuk sanksi tegas bagi pelanggar.

Dengan kombinasi antara keindahan, sejarah, dan tantangan fisik, jalur Lawu via Cetho tetap menjadi salah satu rute pendakian favorit yang menyuguhkan pengalaman tak terlupakan.

(*)

 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved