Sempat Kontroversial, Obat Ivermectin Dibagikan Secara Cuma Cuma Oleh Mantan Bupati Sragen

Penulis: Septiana Ayu Lestari
Editor: Muhammad Irfan Al Amin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Paket obat ivermectin beserta vitamin yang dibagikan secara gratis oleh Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono ke masyarakat.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Setahun masa pandemi Covid 19, membuat banyak masyarakat berusaha mencari solusi guna penanganan masalahnya. 

Salah satunya dilakukan oleh Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono.

Dirinya membagikan secara gratis obat ivermectin, kepada warga Sragen yang terkonfirmasi positif covid-19.

Koordinator relawan RSI Amal Sehat dan Ndayu Park, Joko Siswanto mengatakan, kini total terdapat lebih dari seribu warga Sragen yang telah diberikan ivermectin untuk mengobati covid-19.

Obat itu diberikan Mantan Bupati Sragen, Untung Wiyono untuk warga secara gratis. 

Baca juga: Daftar Lengkap Lokasi Isolasi Terpusat dan Daya Tampung Pasien Corona di Solo: Berikut Rinciannya

Baca juga: Alasan Gibran Tunda Sekolah Tatap Muka di Solo: Tak Ingin Ada Klaster Corona dari Sekolah 

"Total sudah ada 1.050-an warga Sragen yang diberikan obat ivermectin, hasil swabnya negatif, dan belum ditemukan efek samping," katanya kepada TribunSolo.com, Rabu (7/7/2021).

Ia mengklaim, kesembuhan pasien covid-19 setelah meminun obat ivermectin sebesar 100 persen.

"Saya selama door to door, swab ke pasien yang habis minum obat, kita kasih tunggu 4-5 hari, kita swab keliling, belum menemukan ada yang masih positif, semuanya sudah negatif," paparnya.

Bahkan, ivermectin dianggap ampuh untuk mengobati pasien yang sudah tua, yang juga disertai dengan komorbid.

Baca juga: Ambyar! Sudah di Depan Mata, Sekolah Tatap Muka di Solo 12 Juli Akan Ditunda, Imbas Corona Mengganas

"Ada kakek di Desa Tenggak, usianya sudah 90 tahun lebih, punya penyakit gula juga, sebelumnya di swab hasilnya positif terus," ujarnya.

"Setelah diberi ivermectin, diminum selama 5 hari, 3 hari kemudian kita swab, hasilnya negatif," tambahnya.

Obat ivermectin dibagikan kepada seluruh pasien covid-19, dengan pengecualian balita dan ibu hamil.

Baca juga: Corona Mengganas, Rumah Sakit di Sragen Penuh, Gedung Baru RSUD Sragen Sampai Jadi Gedung Covid-19

Setiap pasien covid-19 diberikan 5 butir ivermectin, untuk dikonsumsi selama 5 hari.

"Untuk pencegahan, diberi 3 butir, diminum hari pertama, ketiga, dan kelima," singkatnya.

Selain ivermectin, relawan juga membagikan vitamin tambahan, sehingga dalam 1 paket terdiri dari 3 macam obat. 

Ndayu Park Dirikan Untung Wiyono 

Ndayu Park adalah salah satu destinasi wisata edukasi yang terletak di Dusun Gembong RT 08/RW 04, Desa Saradan, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen. 

Letaknya tidak terlalu jauh dari pusat kota Sragen. 

Dari alun-alun Sragen ke Ndayu Park kurang lebih membutuhkan waktu 15 menit. 

Baca juga: Pengunjung Objek Wisata di Klaten Sepi saat PSBB, Rata-rata Hanya Ada 80 Pengunjung Per Hari

Baca juga: Tak Beri Ampun, Semua Objek Wisata di Klaten Ditutup Selama PSBB 11-25 Januari, Nekat Kena Sanksi

Ndayu Park didirikan pada 2015 oleh mantan Bupati Sragen Untung Wiyono. 

Destinasi wisata berorientasi edukasi ini berdiri di atas lahan seluas lima hektare. 

Yang menjadi daya tarik tempat wisata ini yaitu berbagai pilihan wisata yang ditawarkan seperti kolam renang yang dilengkapi dengan wahana bermain air, mini zoo, agrowisata, outbound, hingga permainan bebek yang dikayuh di air. 

Tempat tersebut cocok untuk wisata keluarga di akhir pekan. 

Baca juga: Objek Wisata di Wonogiri Tutup Total di Hari Libur Natal Tahun Baru, Khawatir Covid-19 Meledak Lagi

Anak-anak bisa belajar mengenal berbagai jenis hewan atau berenang. 

Selain itu, Ndayu Park dikelilingi sawah dan pohon-pohon jati yang membuat suasananya lebih sejuk. 

Saat ini pengelola Ndayu Park ialah Untung Wibowo Sukowati yang tak lain adalah adik kandung Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati.

Sragen juga memiliki objek wisata lain yakni jembatan gantung tua di desa Karanganyar, Kecamatan Sambungmacan, Sragen mendadak menjadi salah satu destinasi wisata baru.

Kerap sekali jembatan ini dijadikan lokasi untuk berswafoto oleh masyarakat yang tengah melintas.

Bahkan tak jarang ada masyarakat yang sengaja datang ke lokasi jembatan gantung tersebut, untuk berswafoto.

Jembatan gantung ini dibangun pada awal 1990-an secara swadaya masyarakat.

Jembatan yang punya peran vital penghubung antara Desa Karangannyar dan Desa Bedoro ini perlu sejumlah perbaikan untuk pertimbangan keselamatan.

Baca juga: Jam Malam Warung Jadi Sampai Pukul 9 Malam, Pedagang Alun-Alun Sragen Mulai Berjualan Lagi

Baca juga: Tak Hanya Wonogiri, Sragen Kini Juga Masuk Zona Merah Covid-19, Juga Gegara Tracing?

Baca juga: Kades Pengkok Sragen Didesak Mundur, Gegara Gagal Perbaiki Jalan, Ini Penjelasan Dinas

Baca juga: Berharap Korban Sriwijaya Air Asal Katelan Sragen Segera Ditemukan, Pemdes : Keluarga Sudah Ikhlas

Jembatan gantung Karanganyar melintasi Sungai Natan sepanjang 10 meter menjadi salah satu jembatan gantung yang dikelola pemerintah desa (Pemdes) Karanganyar.

Kondisi jembatan terkini sudah goyang, serta beberapa kayu jembatan sudah rusak.

Ketua RT 007 Dukuh Tempursari, Desa Karanganyar, Samin mengatakan, jembatan tersebut kurang perawatan dalam waktu empat tahun terakhir.

"Sehingga goyangan sangat terasa saat dilintasi kendaraan," ujarnya pada Sabtu (16/1/2021).

Kendaraan yang memunggkinkan melintas hanya roda dua karena jembatan cukup sempit.

Jika ada kerusakan kayu, biasanya diganti oleh warga sekitar.

”Kalau dulu hampir setiap tahun diperbaiki, tapi sudah tiga sampai empat tahun terakhir kurang perawatan."

"Kalau ada kayu jembatan tiga atau empat yang rusak baru swadaya diganti oleh warga Desa,” paparnya. (*)

Berita Terkini