Fakta Menarik Tentang Karanganyar

Asal-usul Air Terjun Kedung Sriti, Surga Tersembunyi yang Ekstrem di Tawangmangu Karanganyar

Bagi wisatawan yang ingin bermain air, bagian bawah air terjun terdapat kedung atau kolam alami yang aman untuk berendam.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribun Jateng/Agus Iswadi
WISATA KARANGANYAR - Kedung Sriti adalah wisata air terjun di Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah. Begini sejarah Air Terjun Kedung Sriti. 

Pengunjung juga disarankan untuk membawa bekal, karena tidak ada warung di sekitar tempat air terjun.

Perjalanan dari tempat parkiran menuju air terjun membutuhkan waktu sekitar 20 menit.

Pengunjung disarankan untuk berhati-hati, mengingat jalan yang dilalui berupa jalan setapak berupa tanah dan sedikit curam.

Baca juga: 5 Rekomendasi Toko Jas Hujan di Solo Jawa Tengah, dari Murah sampai Merek Premium Ada di Sini

Pemandangan alam berupa bukit dan gemuruh air terjun akan menemani sepanjang perjalanan.

Tiba di lokasi air terjun, pengunjung akan disuguhi dengan keindahan air terjun dan kawasan yang masih asri.

Buanglah sampah pada tempat sampah untuk menjaga kebersihan di area wisata.

Selain itu, dilarang memancing di tempat wisata satu ini.

Ada Karena Inisiatif Warga dan Karang Taruna

Menurut pengelola Kedung Sriti, jalur menuju lokasi sebenarnya telah lama ada dan biasa digunakan warga untuk mencari rumput.

Sekitar enam tahun lalu, warga bersama Karang Taruna berinisiatif membuka akses menuju air terjun ini agar bisa menjadi destinasi wisata baru.

Meski akses sudah diperbaiki, fasilitas di kawasan ini masih minim.

Baca juga: Rekomendasi Gudeg Enak dengan Cita Rasa Pedas di Solo, Gudeg Bu Mari di Kemlayan Serengan Solo

Warga berencana menambah toilet, mushola, dan warung, namun terkendala izin dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) karena area Kedung Sriti termasuk kawasan hutan reservasi. Akibatnya, hanya bangunan semi permanen yang diizinkan berdiri.

Saat awal dibuka, Kedung Sriti hanya dikunjungi segelintir wisatawan, bahkan kadang hanya satu orang per hari. Kini, jumlahnya meningkat signifikan.

Pada hari biasa bisa mencapai 10–15 pengunjung, sedangkan akhir pekan mencapai 40–50 orang.

Harga masuk juga sangat ramah di kantong, hanya Rp5.000 per orang dan Rp5.000 untuk parkir motor.

Bagi pecinta alam yang ingin berkemah, pengelola menyediakan area camping ground dengan biaya Rp10.000–Rp15.000 per malam untuk maksimal lima tenda.

Reservasi perlu dilakukan sebelumnya agar pengelola bisa menyiapkan area dan pengawasan keamanan.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved