Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Mie Ayam : Kuliner yang Aslinya dari Tiongkok, Mulai Populer di Solo Raya pada 1980-an

Dari gang kecil hingga pinggir jalan utama, aroma sedap mie ayam dengan topping ayam manis dan minyak gurih selalu menggoda selera.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunsolo.com/Septiana Ayu Lestari
SEPORSI MIE AYAM - Satu porsi mie ayam ceker di depan PLN Sumberlawang, Sragen tepatnya di pinggir jalan Solo-Purwodadi. Beginilah sejarah mie ayam yang jadi kuliner populer di Solo Raya, Jawa Tengah. 

Ringkasan Berita:
  • Mie ayam merupakan adaptasi dari bakmi Tiongkok Selatan yang dimodifikasi agar sesuai dengan selera dan budaya Islam di Indonesia, mengganti daging babi dengan ayam.
  • Wonogiri dikenal sebagai pusat mie ayam di Jawa, dengan ciri khas minyak ayam berbumbu jahe, ketumbar, dan kulit ayam.
  • Di Solo, beberapa mie ayam populer antara lain Mie Sumatra, Mie Ayam Handayani Kartopuran, dan Mie Ayam Pilist dengan cita rasa khas masing-masing.

 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Mie ayam adalah salah satu kuliner yang sangat populer di Solo Raya, Jawa Tengah.

Hidangan sederhana ini hampir mudah ditemukan di Solo.

Dari gang kecil hingga pinggir jalan utama, aroma sedap mie ayam dengan topping ayam manis dan minyak gurih selalu menggoda selera.

Baca juga: Sejarah Utri Singkong, Jajanan Legendaris Solo yang Sudah Ada Sejak Abad ke-18

Namun, di balik kepopulerannya, sedikit yang tahu bahwa mie ayam sebenarnya berakar dari kuliner Tiongkok kuno yang kemudian bertransformasi menjadi cita rasa khas Nusantara.

Sejarah dan Asal-Usul Mie Ayam

Mie ayam merupakan hasil adaptasi dari bakmi, hidangan khas Tiongkok Selatan, khususnya dari wilayah Fujian dan Guangdong.

Di negeri asalnya, bakmi disajikan dengan topping daging babi dan minyak babi.

Namun, ketika dibawa ke Indonesia oleh para perantau Tionghoa, bahan-bahannya disesuaikan agar bisa diterima masyarakat yang mayoritas Muslim.

Baca juga: Sejarah Limun Temulawak, Minuman Legendaris yang Pernah Populer di Solo Raya Tahun 1980-1990an

Nah, popularitas mie ayam ini berkembang pesat di era 1980-an di beberapar wilayah di Indonesia, termasuk Solo.

Pemicunya saat itu karena para pedagang keliling mulai menjajakan mie ayam menggunakan gerobak dorong.

Daging babi diganti dengan ayam, sementara minyak babi diganti dengan minyak ayam berbumbu jahe, ketumbar, lada, dan bawang putih.

Perubahan ini bukan hanya soal bahan, tapi juga rasa.

Mie ayam Indonesia pun berkembang menjadi hidangan yang lebih lembut, manis, dan ringan dibanding versi aslinya.

Menariknya, meski berasal dari Tiongkok, mie ayam justru sangat identik dengan daerah Wonogiri, Jawa Tengah.

Di sana, mie ayam sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan banyak pedagang mie ayam di berbagai kota besar Indonesia berasal dari Wonogiri.

Rahasianya terletak pada minyak ayam racikan khas yang memberi aroma harum dan rasa gurih yang khas.

Perbedaan Mie Ayam dan Bakmi

Meski sering dianggap sama, mie ayam dan bakmi memiliki perbedaan mendasar.

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved