Sekolah Rakyat Sragen

Tangis Hartini di Sragen, Lihat Anak yang Sempat Putus Sekolah Mau Melanjutkan Pendidikan

Suasana haru terlihat saat hari pertama Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen dibuka. Ada ortu yang menangis.

TribunSolo.com/Anang Maruf
MENANGIS. Seorang siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen, Hartini menangis saat menghadiri MPLS, Senin (10/11/2025). 

Ringkasan Berita:
  • Hartini (43), warga Toyogo, Sambungmacan, Sragen, tak kuasa menahan tangis saat putranya yang sempat putus sekolah kembali belajar di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen.
  • Ia mengaku terharu karena sang anak yang sebelumnya enggan sekolah kini bersemangat kembali tanpa paksaan.
  • Hartini berharap putranya bisa sukses, membanggakan orang tua, dan berguna bagi bangsa lewat pendidikan di Sekolah Rakyat.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Tangis Hartini (43), warga Desa Toyogo, Kecamatan Sambungmacan, Kabupaten Sragen, pecah di hari pertama putranya mulai bersekolah di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen, Senin (10/11/2025).

Ia tidak dapat menahan air mata sejak mengikuti pembukaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).

Saat perwakilan siswa naik ke panggung membacakan puisi, Hartini berkali-kali menitikkan air mata dan mengusapnya dengan tangan.

“Terharu, gimana ya, sedih gitu lho, lepasin anak. Biasanya sama mama terus, ini dilepas. Dia juga semangat sekolah lagi,” ujarnya kepada TribunSolo.com.

MAKAN BERSAMA. Pembukaan MPLS di Sekolah Rakyat Terintegrasi 78 Sragen, Senin (10/11/2025). Para siswa terlihat sedang makan siang.
MAKAN BERSAMA. Pembukaan MPLS di Sekolah Rakyat Terintegrasi 78 Sragen, Senin (10/11/2025). Para siswa terlihat sedang makan siang. (TribunSolo.com/Septiana Ayu Lestari)

Ia bercerita, seharusnya sang anak kini duduk di kelas 8 SMP, namun memutuskan berhenti sekolah selama tahun ajaran 2025/2026.

“Saya nggak tahu di sekolah dibully atau apa, anak saya tertutup. Tapi kok di sini diajak, mau lagi, semangat lagi. Jadi saya sedih, ingin nangis, campur aduk antara senang dan haru,” katanya.

Hartini menambahkan, selama tidak sekolah, putranya lebih banyak bermain gawai dan berlatih sepak bola. Saat mendengar informasi pendaftaran Sekolah Rakyat, ia hanya menyampaikan tanpa paksaan.
“Alhamdulillah, se-Kecamatan Sambungmacan yang lolos cuma anak saya,” ucapnya.

Hartini berharap sang anak bisa meraih cita-citanya melalui Sekolah Rakyat.

“Harapannya, anak saya sukses, bisa meningkatkan derajat orang tua, membanggakan, dan berguna bagi bangsa dan negara,” pungkasnya.

Putus Sekolah

Sebanyak 50 siswa mulai bersekolah di Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen sejak Senin (10/11/2025).

Untuk memulai kegiatan belajar, para siswa mengikuti program Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dibuka oleh Bupati Sragen, Sigit Pamungkas, dan Wakil Bupati Sragen, Suroto.

Gedung SRT 78 Sragen menempati Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Latihan Kerja (BLK) Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sragen.

Terdapat dua jenjang pendidikan di SRT 78 Sragen, yakni jenjang SMP dan SMA.

Baca juga: Terungkap, dari Total 50 Siswa, 45 Siswa Sekolah Rakyat di Sragen Merupakan Anak Putus Sekolah

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved