Sekolah Rakyat Sragen

Tangis Hartini di Sragen, Lihat Anak yang Sempat Putus Sekolah Mau Melanjutkan Pendidikan

Suasana haru terlihat saat hari pertama Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen dibuka. Ada ortu yang menangis.

TribunSolo.com/Anang Maruf
MENANGIS. Seorang siswa Sekolah Rakyat Terintegrasi (SRT) 78 Sragen, Hartini menangis saat menghadiri MPLS, Senin (10/11/2025). 

Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sragen, Yuniarti, mengatakan sebagian besar siswa SRT 78 Sragen merupakan anak putus sekolah.

"Kami menyelenggarakan pendidikan satu rombel SMP dan satu rombel SMA, masing-masing berisi 25 siswa. Dari total 50 siswa tersebut, 45 merupakan anak-anak yang putus sekolah, dan lima lainnya rentan putus sekolah," katanya kepada TribunSolo.com, Senin (10/11/2025).

Ia melanjutkan, fasilitas bagi para siswa dalam proses pembelajaran telah disediakan oleh negara, termasuk seragam dan fasilitas asrama.

Kebutuhan makan para siswa juga telah terjamin.

Dapat Camilan 2 Kali Sehari

Setiap siswa mendapat tiga kali makan dan dua kali camilan setiap hari.

"Anak-anak akan dibimbing seorang kepala sekolah dan 11 guru yang mengampu berbagai mata pelajaran. Selain itu, ada tenaga pendidik lain seperti wali asrama, petugas keamanan, cleaning service, hingga juru masak," terangnya.

Di SRT 78 Sragen terdapat berbagai fasilitas, meliputi asrama siswa putra dan putri, asrama guru, dua ruang kelas, ruang guru, laboratorium komputer, laboratorium IPA, ruang makan, perpustakaan, musala, ruang jenguk siswa, hingga lapangan olahraga.

Diketahui, satu asrama putra dihuni sembilan siswa, sedangkan satu asrama putri dihuni tujuh siswi.

SEKOLAH RAKYAT SRAGEN - Petugas pendamping PKH, berserta Plt Camat Gondang dan Kepala Desa Tegalrejo mendatangi rumah salah satu anak putus sekolah untuk ditawari masuk Sekolah Rakyat.
SEKOLAH RAKYAT SRAGEN - Petugas pendamping PKH, berserta Plt Camat Gondang dan Kepala Desa Tegalrejo mendatangi rumah salah satu anak putus sekolah untuk ditawari masuk Sekolah Rakyat. (TRIBUNSOLO.COM/SEPTIANA AYU LESTARI)

Fasilitas pendukung pembelajaran telah ditinjau langsung oleh Bupati Sragen.

"Fasilitasnya sangat bagus, melampaui ekspektasi kita, karena banyak sekolah umum kondisinya tidak sebagus ini," ujarnya.

Dengan adanya Sekolah Rakyat ini, Sigit berharap program tersebut dapat melahirkan generasi penerus yang hebat ke depannya.

"Harapan kita, anak-anak didik di Sekolah Rakyat ini bisa betah dan belajar dengan baik. Kepada guru-guru, kami harap bisa mendidik dengan cara terbaik, sehingga kelak anak-anak yang kurang mampu bisa tumbuh menjadi generasi hebat di masa depan," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved