Fakta Menarik Tentang Solo
Kenapa Pria Solo Simpan Keris di Belakang saat Pakai Baju Adat? Ternyata Ini Alasan dan Maknanya
Orang Solo meyakini, keris bukan alat untuk menyerang, tetapi lambang kemampuan untuk menahan diri.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Ringkasan Berita:
- Bagi orang Solo, posisi keris mencerminkan karakter dan filosofi hidup: rendah hati, sopan, dan mawas diri.
- Keris di belakang melambangkan kedamaian dan kerendahan hati; di depan menandakan kesiapan berjuang atau melawan; di samping menunjukkan kesiapsiagaan prajurit.
- Orang Solo percaya, kekuatan sejati bukan pada tajamnya keris, melainkan pada kemampuan mengendalikan diri dan menjaga harmoni.
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Bagi masyarakat Solo, Jawa Tengah, keris bukan sekadar pusaka atau senjata tajam yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Ia adalah cerminan budi pekerti, simbol kehormatan, dan sekaligus wujud tata krama.
Dalam kehidupan orang Solo yang halus dan penuh unggah-ungguh, cara seseorang membawa keris dapat mengungkapkan siapa dirinya, bagaimana sikap batinnya, bahkan situasi sosial yang sedang ia jalani.
Baca juga: Kenapa Keraton Solo Punya 2 Alun-alun? Ternyata Alkid dan Alun-alun Lor Punya Fungsi Berbeda
Keris telah menjadi bagian dari napas budaya Jawa, termasuk di Surakarta yang dikenal sebagai pusat adat Mataram.
Di balik bilah logamnya yang berliku dan pamor yang berkilau, tersimpan pandangan hidup tentang keseimbangan antara kekuatan dan kebijaksanaan.
Orang Solo meyakini, keris bukan alat untuk menyerang, tetapi lambang kemampuan untuk menahan diri.
Keris di Belakang: Simbol Andhap Asor dan Kedamaian
Dalam keseharian, orang Solo biasa menempatkan keris di bagian belakang tubuh, tepat di lipatan kain jarit dan sabuk stagen.
Posisi ini disebut “satriya keplayu”, yang dalam adat Solo dianggap sebagai bentuk paling sopan.
Berbeda dengan masyarakat Yogyakarta yang menilai posisi miring lebih santun, bagi orang Solo, keris yang tegak lurus di belakang justru menunjukkan sikap siap siaga tanpa kehilangan ketenangan.
Letak di belakang memiliki makna mendalam.
Baca juga: Kenapa Boyolali Dijuluki Kota Tersenyum? Ternyata Begini Sejarahnya, Slogan yang Sarat Makna
Ia melambangkan andhap asor, yang bermakna kerendahan hati yang menjadi dasar perilaku orang Jawa.
Meskipun keris adalah simbol kekuatan dan kesaktian, orang Solo percaya bahwa kemampuan sejati tidak perlu dipamerkan.
Dalam pandangan mereka, kehebatan justru tampak dari cara seseorang mengendalikan diri, bukan dari seberapa sering ia memamerkan kekuasaannya.
Selain itu menurut praktisi, orang Jawa menaruh keris di belakang karena tidak suka pamer dan juga simbol bahwa orang itu mampu menguasai hawa nafsunya.
| Asal-usul Monumen Setya Bhakti di Sriwedari, Berisi Makam 23 Pejuang Solo yang Berani Lawan Belanda |
|
|---|
| Asal-usul Kampung Gandekan di Solo : Nama Diambil dari Abdi Dalem, Dulu Pelabuhan Kuno yang Sibuk |
|
|---|
| Asal-usul Gapura Gading Selatan Keraton Solo: Dipugar PB X, Jalur Sakral yang Dilalui Mendiang Raja |
|
|---|
| Cara Masuk Sakalasastra Perpustakaan BI Bank Indonesia Solo, Gratis Masuk dan Gratis Parkir |
|
|---|
| Mitos Sasana Sewaka, Titik Sakral Keraton Solo yang jadi Tempat Sinuhun Semedi |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.