Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Kisah Dokter Asal Aceh di Pedalaman Papua,Dibantu Warga Papua Bisa Salat Jumat Usai 7 Tahun Bertugas

Fajri merekam moment jumatannya ke Suator dalam sebuah video yang direkam dengan hp di tangannya.

Editor: Garudea Prabawati
Facebook/Fajri Eto'o Al-Safan Al-Koroway
Dokter Fajri Nurjamil bersama warga suku Asmat di Pesisir Pantai Selatan Papua, pada acara Pesta Budaya Suku Asmat, November 2018. 

Dokter Fajri dan dua rekannya terlihat sangat gembira.

Jungkook BTS Ulang Tahun ke-23, Jin Pamerkan Ucapan, Perlihatkan Nama Kontak Jungkook di Ponselnya

Suaranya timbul tenggelam di antara deru mesin ketinting.

Fajri, pemuda kelahiran Beureunuen Kabupaten Pidie ini adalah dokter jebolan Fakultas Kedokteran Universitas Abulyatama, Aceh Besar.

Ia mulai bertugas di Papua dengan status dokter program PTT (Pegawai Tidak Tetap) Kemenkes RI, sejak 1 Juni 2013.

Sebelumnya, dia sempat mengabdi sebagai dokter bhakti di Puskesmas Delima, di Gampong Aree, Pidie, Aceh.

Dokter Fajri bertolak ke Papua bersama dua rekannya yaitu, dokter Hidayat lulusan dari Fakultas Kedokteran Unaya dan dokter Dewi lulusan dari Fakultas Unsyiah.

Dokter Fajri mendapat tugas di wilayah Kabupaten Asmat.

Dokter Hidayat ditempatkan di Kabupaten Puncak.

Dokter Dewi di Kabupaten Yahukimo.

Kepada Serambinews.com, yang menghubunginya melalui Facebook Messenger, Jumat (30/8/2019), Fajri bercerita, saat ini dia bertugas Puskesmas Kolofbraza.

Pelayanan puskesmas ini meliputi dua distrik, yaitu Distrik Kolofbraza dan Distrik Koroway Bulanop.

“Jumatan pertama saya minggu yang lalu, saya ikut menumpang dengan pedagang menggunakan perahu ketinting yang lagi berbelanja di wilayah Distrik Suator. Butuh waktu sekitar 2 jam untuk perjalanan turun ke Distrik Suator,” kata pemuda hitam manis ini.

“Jumatan kedua saya hari ini (30/8/2019), Alhamdulillah bisa menumpang ikut speedboatnya Bapak pendeta dari Distrik Kolofbraza yang lagi berkunjung ke Distrik Suator,” tambah dia.

Dia bercerita, warga muslim di Kolf Braza yang ingin melaksanakan Shalat Jumat, harus menyusuri sungai untuk mencapai lokasi masjid terdekat di Distrik Suator.

Jika menggunakan speedboat 40 Pk, seperti milik pendeta yang ditumpangi Fajri pada Jumat (30/8) lalu, maka butuh waktu sekitar 45  menit sampai 1 jam.

Mahfud MD Ingatkan Fenomena Sosial Rawan Kini Jadi Bahan Rayuan

Halaman
1234
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved