Berita Solo Terbaru
Ada Kiriman Pasien Corona Kudus ke Asrama Haji Donohudan, Gibran Sebut Masyarakat Tak Perlu Khawatir
Kedatangan pasien Covid-19 asal Kudus di Asrama Haji Donohudan Boyolali tidak dipersoalkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Penulis: Azfar Muhammad | Editor: Ryantono Puji Santoso
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Azhfar Muhammad Robbani
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Kedatangan pasien Covid-19 asal Kudus di Asrama Haji Donohudan Boyolali tidak dipersoalkan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka.
Bahkan, ada satu pasien dari kudus tersebut dirujuk ke RS di Solo.
Gibran mengatakan, tidak ada persoalan terkait kedatangan pasien corona asal Kudus tersebut.
“Ya masalahnya disana sudah over capacity,” kata Gibran Kepada TribunSolo.com, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Kedatangan Pasien Corona Asal Kudus, Warga Sekitar Asrama Haji Mengaku Tak Khawatir: Dagangan Laris
Baca juga: Buntut Kasus Corona Klaten Naik, Kapasitas Objek Wisata Diizinkan 30 Persen: Buka Sampai Jam 3 Sore
“Ini kalau daerah lain tidak bantu ya kasihan, ya tidak masalah,” tambahnya
Menurut Gibran tenaga kesehatan dari Solo termasuk beberapa daerah sudah mengirim nakes ke Kudus juga.
“Ada beberapa pokonya,” ungkapnya.
“Yang penting solo selalu siap, kalau diminta bantuan,” ujarnya.
Baca juga: Kasus Corona Jateng Meningkat, Ganjar Beberkan Pemicunya: Masyarakat Kendur Prokes
Meskipun demikian, Gibran menghimbau kepada warga kota Solo untuk tidak takut dengan adanya pasien dari Kudus.
“Untuk warga tenang saja itu bukan berarti kita nanti terancam, enggak,” ungkapnya.
“Semuakan itu kan terisolasi di Asrama Donohudan, tidak bisa keluar-keluar,” tandasnya.
Warga Sekitar Tak Khawatir
Warga sekitar Asrama Haji Donohudan Boyolali tidak ambil pusing dengan kedatangan gelombang pasien Covid-19 asal Kudus.
Mereka sudah terbiasa dengan lalu lalang ambulans, bus, atau angkot yang mengantar masuk keluar pasien.
Tidak ada rasa khawatir, meski kemarin malam, 5 rombongan bus yang membawa 69 pasien Covid-19 asal Kudus tiba.
Baca juga: Kasus Corona di Boyolali Bertambah: Ruang Isolasi RS Hampir Penuh, Bupati Said Sebut Terkendali
Baca juga: Kasus Corona Sukoharjo Bertambah, Hari Ini Tercatat 5 Orang Positif: Dinkes Ingatkan Prokes
"Tidak khawatir. Yang penting tetap menjalankan protokol kesehatan," ujar warga setempat, Bibit (55) kepada TribunSolo.com, Senin (7/6/2021).
"Tetap tertib memakai masker dan yang penting selalu diberikan kesehatan," tambahnya.
Bibit mengaku, adanya pasien Covid-19 dirinya malah ketiban rejeki. Kelapa hijau yang dijajakannya kerap kali laku diburu keluarga pasien.
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
"Ada yang mencari terus digantungkan ke pintu masuk Asrama Haji, lalu petugasnya nanti yang mengantar ke pasien," akunya.
Kepala hijau yang dibeli biasanya dicampur dengan beberapa bahan, diantaranya madu.
"Biasanya dicampur madu, perasan jeruk pecel dan dikasih garam sedikit. Kemudian, itu diwadahi botol atau plastik," kata Bibit.
"Mereka biasanya beli tiap tiga hari sekali. Satu atau dua buah," tambahnya.
Kamar Dibedakan
Ruang isolasi pasien Covid-19 asal Kudus di Asrama Haji Donohudan Boyolali dibedakan dengan para pasien lain.
Hal itu disampaikan penanggung Jawab Isolasi Mandiri Orang Tanpa Gejala Wilayah Solo Raya, Sigit Armunanto.
"Pasien Covid-19 asal Kudus kita konsentrasikan di gedung yang berbeda," kata Sigit, Senin (7/6/2021).
Baca juga: Tak Percaya Corona & Berani Ancam Bunuh Kapolsek di Klaten, Dua Pria Boyolali Lemas, Hanya Menunduk
Baca juga: Sebanyak 15 Pasien Corona Klaster Desa Pelemgadung Sragen Sembuh, Kini Pulang ke Rumah
Mereka menempati bangsal Mekkah yang tiap ruangnya bisa menampung lebih kurang 8 pasien.
Bangsal tersebut terpisah dengan 112 pasien asal Solo Raya yang sudah lebih dulu menjalani isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan.
Sigit mengungkapkan, ada beberapa kegiatan yang bisa dilakukan para pasien selama menjalani isolasi mandiri. Itu untuk memberikan kebahagiaan kepada mereka.
Baca juga: Kabar Baik : Puluhan Warga Sumber Solo yang Kena Corona Pulang, Sempat Diisolasi di Asrama Donohudan
"Pagi diajak senam terus kemudian mereka kita beri tugas mandiri membersihkan kamar. Selain itu, juga kita ajak kerja bakti di sekitar gedung," ungkapnya.
Hiburan musik, sambung Sigit, juga disiapkan. Itu dilakukan seminggu sekali. Tiap hari Selasa atau Kamis.
"Kita undang grup musik akustik dari dinas setempat. Itu tetap menerapkan protokoler kesehatan," ucap dia.
"Tetap ada jarak. Mik kita sediakan sendiri (beda dengan yang dipakai grup akustik). Itu juga sudah kita sterilkan," tambahnya.
Gelombang Belum Mandek
Jumlah pasien Covid-19 asal Kudus yang menjalani isolasi mandiri di Asrama Haji Donohudan Boyolali berpotensi bertambah.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, hari ini akan ada sebanyak 30 pasien diantar ke lokasi isolasi mandiri tersebut.
Mereka merupakan pasien Covid-19 orang tanpa gejala (OTG) atau asimtomatik.
Baca juga: Tak Percaya Corona & Berani Ancam Bunuh Kapolsek di Klaten, Dua Pria Boyolali Lemas, Hanya Menunduk
Baca juga: Sebanyak 15 Pasien Corona Klaster Desa Pelemgadung Sragen Sembuh, Kini Pulang ke Rumah
Informasi tersebut dibenarkan penanggung jawab isolasi OTG wilayah Solo Raya, Sigit Armunanto.
Ia menyebut puluhan pasien adalah aparatur sipil negara (ASN) dan keluarganya.
"Iya nanti akan ada pengiriman 30 pasien dari Kudus," kata Sigit kepada TribunSolo.com.
Baca juga: Update Corona Solo 25 Mei 2021: Ada Lonjakan Setelah Libur Lebaran, Tembus 282 Kasus Positif Baru
"Mereka akan diberangkatkan dari Kudus sekira pukul 10.00 WIB," tambahnya.
Artinya, dengan penambahan tersebut, maka akan ada sebanyak 99 pasien Covid-19 yang diisolasi di Asrama Haji Donohudan.
Dari pantauan TribunSolo.com, akses masuk ke Asrama Haji Donohudan dijaga ketat personel keamanan gabungan.
Kemarin Malam Ada 69 Pasien Masuk
Sebanyak 69 pasien corona gelombang pertama asal kudus tiba di Asrama Haji Donohudan, Minggu (6/6/2021) malam pukul 22.30.
Pasien berstatus orang tanpa gejala (OTG) itu akan menjalani isolasi di sana.
Sebanyak 69 warga tersebut datang dengan diangkut lima bus milik Polri dan dikawal jajaran kepolisian.
Baca juga: Tak Percaya Corona & Berani Ancam Bunuh Kapolsek di Klaten, Dua Pria Boyolali Lemas, Hanya Menunduk
Baca juga: Kasus Corona Jateng Meningkat, Ganjar Beberkan Pemicunya: Masyarakat Kendur Prokes
Begitu rombongan datang , satu persatu bus tersebut disemprot disinfektan oleh petugas serta mobil pengiring maupun pengawalnya.
Selanjutnya, kelima bus pengangkut pasien OTG langsung menuju gedung di sisi selatan Asrama Haji Donohudan guna menjalani pemeriksaan lebih lanjut sebelum menjalani isolasi.
Hanya petugas yang menggunakan APD lengkap diizinkan untuk mendekati pasien yang dari Kudus.
Penanggungjawab Gedung Isolasi Asrma Haji Donohudan, dokter Sigit Armunanto menjelaskan, ke-69 warga Kudus itu terdiri dari 48 pria dan 21 perempuan.
Baca juga: Klaster Halal Bihalal di Sekarsuli Klaten Melonjak, Total Warga Positif Corona Capai 57 Orang
"Seminggu menjalani isolasi, maka ke-69 warga Kudus tersebut akan menjalani tes swab PCR lagi untuk mengetahui kondisi kesehatannya apakah sudah sembuh atau belum," ujarnya kepada Tribunsolo.com, Senin (7/6/2021).
Ditanya apakah jumlah warga Kudus yang diisolasi ke Asrama Haji Donohudan akan bertambah, dokter Sigit mengaku disesuaikan dengan kondisi yang ada.
"Semua sesuai kondisi di lapangan. Besok (Senin) siang, rencanaya akan datang lagi sebanyak 30 orang. Namun kita berharap agar kondisi segera membaik dan pulih seperti sebelumnya.” ungkapnya.
Baca juga: Update Corona Solo 25 Mei 2021: Ada Lonjakan Setelah Libur Lebaran, Tembus 282 Kasus Positif Baru
Sebelum kedatangan warga Kudus OTG ini, lanjut dia, Gedung Isolasi Asrama Haji Donohudan sudah dihuni 112 warga dari kawasan Solo Raya.
Sedangkan total daya tampung seluruh gedung Asrama Haji ini sebanyak 872 orang.
Untuk pasien OTG asal Kabupaten Kudus ditempatkan di gedung tersendiri dan tidak bercampur dengan pasien isolasi sebelumnya.
Diharapkan, dengan isolasi di Asrama Haji maka mereka secepatnya sembuh dengan pengawasan dan pengobatan tim kesehatan yang memadai.
Pasien Corona Sragen Sembuh
Sebanyak 15 pasien Covid-19 dari klaster Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, kini telah kembali pulang ke rumah.
Mereka selama dinyatakan positif melakukan isolasi mandiri di Technopark Sragen.
Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Harris Almacca mengatakan, pasien tersebut telah selesai menjalani isolasi mandiri.
Baca juga: Kronologi Klaster Desa Pelemgadung Sragen, Satu Warga Meninggal karena Covid-19: Puskesmas Tracing
Baca juga: Razia Swab Antigen Dadakan di Alun-Alun Kidul Semalam, Gibran Sebut Gerak Cepat Antisipasi Corona
"Selesai isolasi pada tanggal 27 Mei lalu, semua sudah kembali pulang, tracing juga sudah ditutup," katanya kepada TribunSolo.com, Selasa (1/6/2021).
Warga sekitar, setelah ada kasus klaster tersebut meminta untuk diprioritaskan pemberian vaksin.
"ya kita usahakan, sekarang masih pendataan," tambahnya.
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
"Pelaksanaannya masih belum tahu, masih menghitung vaksin yang tersedia juga," ujarnya.
Meski begitu, vaksinasi masih diprioritaskan untuk lansia.
"Seperti kesepakatan pada rapat lintas sektor, kita musti sosialisasi sebelum pelaksanaan vaksin, agar antusias tetap terjaga," pungkasnya.
Kronologi Klaster Pelemgadung
Klaster corona di satu RT di Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen berawal dari satu warga yang meninggal karena corona.
Warga tersebut adalah lansia berinisial S.
S meninggal pada Senin (17/05/2021) lalu.
Baca juga: Update Corona Solo 25 Mei 2021: Ada Lonjakan Setelah Libur Lebaran, Tembus 282 Kasus Positif Baru
Baca juga: Muncul Klaster Desa Pelemgadung Sragen: 19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Haris Almacca mengatakan, Puskesmas kemudian bergerak cepat setelah ada temuan tersebut.
Tenaga kesehatan langsung melakukan swab massal kepada keluarga dan tetangga pasien.
"Kita lakukan swab massal kepada 135 orang, dan 19 diantaranya dinyatakan positif covid-19," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/05/2021).
Kepastian virus berasal darimana, Haris belum mengetahui secara pasti.
Baca juga: Klaster Corona Boyolali Belum Berhenti, Kini Muncul Klaster Tilik Desa Garangan, 26 Positif Covid-19
Namun, pada awal Mei lalu, terdapat lansia lainnya yang meninggal dunia setelah kedatangan keluarga dari Jakarta.
"Sebelumnya, diketahui terdapat lansia yang meninggal dunia, tak lama setelah kedatangan keluarga dari Jakarta, namun kita tidak melakukan tes, jadi kepastiannya dari mana, belum diketahui," jelasnya.
Meski, belasan warganya terpapar covid-19, RT tersebut tidak menerapkan aturan lockdown.
Baca juga: Masih Pandemi Corona, Takbir Keliling Dilarang di Karanganyar, Nekat Siap-siap Kena Tilang
"Tidak diberlakukan lockdown, hanya dijaga dengan ketat oleh satgas jogo tonggo," tambahnya.
Agar penularan tidak semakin meluas, satgas covid-19 kecamatan meminta warga untuk menghindari aktivitas yang dapat menimbulkan kerumunan.
"Semua aktivitas yang mengumpulkan warga kita larang untuk sementara, kumpul-kumpul, arisan, yasinan, dan lainnya, hanya boleh shalat wajib di masjid, jika sudah selesai langsung kembali pulang ke rumah masing-masing," pungkasnya.
19 Orang Positif Corona, 4 Meninggal Dunia
Kasus corona di Sragen kembali bertambah, kini ada klaster Desa Pelemgadung, Kecamatan Karangmalang, Kabupaten Sragen.
Menurut Kepala Puskesmas Karangmalang, dr. Harus Almacca mengatakan, total terdapat 19 warga terkonfirmasi positif covid-19 hingga Selasa (25/05/2021).
"Hingga saat ini di salah satu RT di Desa Pelemgadung, total terdapat 19 orang positif covid-19," ungkapnya kepada TribunSolo.com, Selasa (25/05/2021).
Baca juga: Halal Bihalal Berakhir Kesedihan, Kini Muncul Klaster di Sekarsuli Klaten, Puluhan Warga Kena Corona
Baca juga: Warga Solo Positif Corona Dilarang Isolasi Mandiri di Rumah,Wajib Karantina di Asrama Haji Donohudan
Dari total pasien, 4 diantaranya dinyatakan meninggal dunia.
"4 orang meninggal itu Ibu S, Tuan P, Tuan S, serta yang terakhir Tuan S," tambahnya.
Kini, 15 warga lainnya sedang menjalani isolasi di Technopark, Sragen sejak 17 Mei 2021 lalu.
Sedangkan kondisi ke-14 warga dalam keadaan sehat, dan tanpa gejala.
Di Klaten Ada Klaster Halal Bihalal
Klaster yang muncul di Dukuh Ploso Arum, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten karena halal bihalal.
Sebagai dampaknya tiga wilayah RT yang ada di RW 3 dan RW 5 diberlakukan lockdown.
Tim Ahli Satgas Covid-19 Klaten, Ronny Roekmito mengatakan, sejauh ini jumlah warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 imbas klaster halal bihalal sebanyak 23 orang.
"Sementara sampai Sabtu (22/5) kemarin ada 111 warga lainnya yang sudah menjalani tes swab," ucap dia kepada TribunSolo.com, Senin (24/5/2021).

Namun sampai sekarang hasil swab ratusan warga itu belum juga keluar.
"Hasilnya tesnya belum keluar. Semoga besok Selasa (25/5) hasilnya sudah bisa diketahui," harapnya.
Ronny mengatakan, pihaknya akan segera memindahkan warga yang terpapar Covid-19 ke dua tempat yang sudah disiapkan.
"Kami siapkan dua tempat untuk isolasi yakni di Hotel Edotel dan Rumah Retret Panti Semedi," katanya.
Alasan mereka akan dipindah karena ada gejala dan permintaan warga.
"Mereka sendiri yang meminta untuk dipindah ke sana supaya lebih nyaman saat menjalani isolasi mandiri," katanya.
Dengan itu, mala penularan Covid-19 di, Desa Sekarsuli terus meluas.
Baca juga: Tiga RT di Desa Sekarsuli Klaten Lockdown, Ada 20 Warga Positif Covid-19
Baca juga: Mayat di Bengawan Solo Diduga Yulius Ponan,RSUD Sragen : Ciri-ciri Mirip,Biar Keluarga yang Pastikan
Ronny menjelaskan, kejadian bermula dari salah seorang warga yang terkonfirmasi positif Covid-19 usai bepergian ke luar kota.
"Kami tahu dia ternyata positif Covid-19 pada 14 Mei 2021 kemarin setelah pulang dari luar kota. Diduga dia tertular dari sana," papar dia.
Menurutnya, penyebab meluasnya penularan Covid-19 karena yang bersangkutan tetap berinteraksi dengan warga lainnya meski positif Covid-19.
"Karena ada kegiatan halal bihalal maka langsung cepat menular ke warga lain."
"Sumber penularan terbesarnya ya dari itu," ungkapnya.
Lebih lanjut ia menyampaikan, dari 23 warga yang terpapar itu tersebar di 3 wilayah RT.
"Untuk rinciannya di RT 1 ada satu kasus, RT 2 ada 14 kasus, RT 3 ada lima kasus," teragnya.
Lockdown Sejak Senin
Sebanyak tiga RT di Dukuh Ploso Arum, Desa Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Klaten tutup sementara (lockdown) sejak Senin (18/5/2021).
Hal itu dilakukan menyusul ditemukannya empat orang dalam satu keluarga yang terkonfirmasi positif Covid-19.
"Mereka adalah warga asli sini," ungkap Penjabat (Pj) Desa Sekarsuli, Endang Sri Yanti saat ditemui wartawan di kantor desa Sekarsuli, Minggu (23/5/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, dari empat orang ini kemudian ada 20 warga lainnya yang tertular Covid-19.
"Saat ini 20 orang yang terpapar virus corona sedang menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing," jelasnya.
Baca juga: Ratusan Pedagang di Plaza Singosaren Solo Divaksin Covid - 19 Hari Ini, Dipantau Wawali Solo Teguh
Baca juga: Inilah Kebun Pisang, Lokasi Terbunuhnya Ridwan, Pemuda yang Mayatnya Ditemukan di Jembatan Jumantono
Terkait riwayat penularan empat orang tersebut, kata dia, bukan karena bepergian ke luar kota.
"Mereka tidak pergi kemana-mana dan juga bukan pemudik," tegasnya.
Dia menambahkan, untuk warganya sedang menjalani isolasi mandiri akan mendapat bantuan logistik berupa beras.
"Kami akan memberi 10 kilogram beras kepada mereka yang sedang isolasi mandiri. Nanti yang akan mengantar logistiknya dibantu polisi dan TNI," katanya. (*)