Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Boyolali Terbaru

Perpanjangan PPKM Level 3 Boyolali Lebih Longgar, Makan di Tempat Bisa 30 Menit

Ada sedikit kelonggaran dalam Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 3 di Kabupaten Boyolali.

Penulis: Tri Widodo | Editor: Ryantono Puji Santoso
TribunSolo.com/Mardon Widiyanto
Sekda Boyolali, Masruri. 

“Di luar jawa bahkan cari obat pengurang gejala Covid aja sangat susah,” pungkas dr. Tirta dalam cuitannya.

Nakes Kena Covid-19

Di tengah gempuran varian baru jenis Delta, dalam sebulan 500 tenaga kesehatan (nakes) di Kabupaten Boyolali terinfeksi Covid-19.

Ya, keganasan Covid-19 memang tidak pandang bulu, siapapun bisa terpapar virus yang menyerang saluran pernafasan itu.

Jangankan masyarakat awam, tenaga kesehatan pun tidak luput dari serangan virus ini.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Ratri S Survivalina mengungkapkan selama bulan Juli lalu, dari sekitar 2.000 Nakes di Boyolali, tercatat ada 25 persen atau 500 orang terpapar Covid-19.

Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina.
Kepala Dinkes Boyolali, Ratri S Survivalina. (TribunSolo.com/Tri Widodo)

“Jadi memang bulan Juli (lalu) kita sempat mengalami kevakuman di beberapa pelayanan,” ujar dia kepada TribunSolo.com, Senin (2/8/2021).

“Misalnya Puskesmas itu beberapa yang menutup pelayanannya atau mengurangi pelayanan untuk rawat inapnya, karena posisi untuk ketenagaanya itu kurang karena banyak yang kena Covid-19, harus isolasi,” jelasnya.

Beruntung, seluruh nakes di Boyolali telah divaksin Covid-19, sehingga tingkat keparahan penderita Covid-19 dapat dikurangi.

Sehingga dari 500 nakes yang terpapar Covid-19 itu, hanya 3 nakes yang meninggal dunia.

Untuk itu, sebagai perlindungan maksimal terhadap nakes dengan memberikan vaksin Covid-19 tahap ke 3.

Baca juga: Viral Bansos di Gantiwarno Klaten Disunat Rp 300 Ribu, Pemkab : Penerima Dobel, Kesannya Dipotong

Baca juga: Kunjungi Boyolali, Mentan Genjot Lahan Pertanian di Dekat Rumah Jokowi Melalui Integrasi Pertanian

“Dengan resiko yang harus mereka terima karena memberikan pelayanan, maka harus diberikan perlindungan lebih,” terang Lina.

Sebab, jika nakes ini tumbang otomatis akan merugikan masyarakat karena berdampak langsung terhadap penanganan pasien Covid-19.

“Untuk itu, masyarakat jangan cemburu atau iri kepada para nakes, karena beban mereka lebih tinggi," aku dia.

"Maka harus mendapatkan perlindungan yang lebih dibanding kelompok masyarakat umum,” jelasnya.

Insentif untuk Nakes

Pemkab Boyolali sudah mencairkan dana lebih dari Rp 12 miliar untuk memberikan insentif kepada tenaga kesehatan (Nakes) di Boyolali yang menangani pasien Covid-19.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Boyolali, Ratri S Survivalina mengungkapkan intensif ini diberikan bagi nakes di fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan bagi pasien Covid-19 antara lain bagi RSUD dan Puskesmas.

Lengkapnya pelaporan administrasi dan banyaknya kasus Covid-19 di Boyolali menjadikan serapan anggaran intensif bagi nakes ini tinggi.

“Dari anggaran 24 miliar, saat ini di Boyolali sudah terserap 54 persen,” kata Kepala Lina, kepada TribunSolo.com, Kamis (29/07/201).

Baca juga: Saudaranya Tengah Dimakamkan dengan Prokes, Pria di Boyolali Ini Malah Gasak HP Petugas Pemakaman

Baca juga: Dinas Kesehatan Boyolali Sebut Stok Vaksin Covid-19 Menipis, Khawatir Tak Cukup untuk Tahap II

Tingginya serapan intensif nakes yang menangani pasien Covid-19 ini sejalan dengan harapan menteri keuangan yang meminta agar hingga pertengahan tahun serapan intensif nakes minimal sudah 50 persen.

Insentif tersebut, diberikan kepada nakes mulai dari para medis, Dokter umum hingga dokter spesialis.

Para Medis yang paling sedikit menerima insentif, yakni maksimal Rp 5 juta perbulan.

Sedangkan dokter spesialis yang paling tinggi, mencapai maksimal Rp 15 juta perbulannya.

“Untuk dokter umum, batas maksimal insentif yang diterima mencapai Rp 7,5 juta perbulan,” terang Lina.

Insentif yang bersumber dari anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Kabupaten Boyolali ini hanya diperuntukan bagi fasilitas kesehatan milik Pemkab Boyolali.

Meski begitu, faskes milik swasta tetap bisa mendapatkan intensif dengan mengajukan langsung Pemerintah Pusat melalui Kementerian Keuangan.

“Dari rumah sakit swasta di Boyolali juga sudah ada yang mencairkan dana intensif,” terang dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved