Berita Klaten Terbaru
Kisah Pilu Jaka, 'Senjata' untuk Cari Makan Diobral Demi Angsuran & Beras,Gegara 2 Tahun Tak Ada Job
Satu per satu mereka yang terdampak hantaman pandemi Covid-19 secara ekonomi, terus bermunculan.
Ada yang membeli atau hanya sekedar basa-basi dan langsung pergi.
Baca juga: Kisah Sedih dari Boyolali : Pandemi Buat Dalang Gondo Menyerah, Jual Wayang untuk Bayar Cicilan Bank
Baca juga: Dalang di Boyolali Jual Wayang di Pinggir Jalan Pasar Mangu, Terpaksa Buat Bayar Cicilan
Menurut Gondo Wartoyo, selaku dalang yang memimpin rombongan tersebut, mereka terpaksa menjual alat pentas mereka karena terdesak kebutuhan ekonomi.
"Kami berjualan karena sudah tidak pentas nyaris dua tahun lamanya," katanya.
Kegalauan itu semakin memuncak saat penampilan berhenti, namun bunga bank masih tetap berjalan.
"Kami masih harus menutup biaya cicilan, karena ditagih terus oleh pihak bank," jelasnya.
Ternyata kejadian pengusaha pentas seni melakukan cuci gudang di pinggir jalan bukan yang pertama kali.
Obral Sound System
Riyanto (60) warga Dukuh Waru, Desa Pojok, Kecamatan Nogosari, Boyolali menjual peket sound system hingga akhirnya viral.
Dia tak menyangka, akan menjual satu-satunya alat yang selama ini menjadi mata pencahariannya.
Ya, Riyanto selama ini bekerja sebagai pengusaha soundsystem, yang disewakan pada acara-acara tertentu.
Namun karena pandemi covid-19, dan adanya aturan pembatasan kegiatan, diapun langsung merasakan dampaknya.
Saat dijumpai TribunSolo.com, dia menjual seluruh alat soundsystemnya di jalan Solo-Semarang,
Paket soundsystemnya diletakan pada sebuah mobil pickup, yang diparkir di pinggir jalan.
Untuk menarik perhatian, dia juga memasang papan tulis yang berisikan kalimat yang menyayat.
"2 TH Ora Tanggapan, Jual 1 Sound untuk Angsuran BRI karo go Tuku Beras". (Dua tahun tidak ada penyewa, dijual 1 sound untuk angsuran BRI dan beli beras).