Berita Wonogiri Terbaru
Musim Hujan Datang, Warga Gandu Wonogiri Tenang, Misteri Saluran Menuju Luweng Terpecahkan
Misteri lubang luweng di Dusun Gandu, Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro akhirnya terpecahkan. Lobang vertikal luweng dapat ditemukan
Penulis: Erlangga Bima Sakti | Editor: Tri Widodo
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Erlangga Bima Sakti
TRIBUNSOLO.COM, WONOGIRI - Misteri lubang luweng di Dusun Gandu, Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro akhirnya terpecahkan.
Setelah dilakukan penggalian selama lebih dari 3 pekan lamanya, akhirnya lobang vertikal luweng dapat ditemukan.
Baca juga: Bupati Jejek Akui Pemkab Tolak Vaksin Jenis Johnson & Johnson untuk Warga Wonogiri, Begini Alasannya
Baca juga: Sosok Dua Panitia Diklatsar Menwa UNS yang Aniaya GE hingga Tewas, Warga Wonogiri dan Pati
Baca juga: Nama Calon Perangkat Desa Wonogiri Bakal Diumumkan, Masyarakat Bisa Protes Peserta Bila Berkasus
Sebelumnya, Relawan di Pracimantoro berupaya membuat saluran air menuju ke luweng.
Hanya saja, proses pembuatan saluran hingga bisa bisa ketemu dengan lubang vertikal luweng ini tak semudah yang dibayangkan.
Banyak kendala yang dihadapi dilapanga. Misalnya banyak batu keras, hingga tak mudah menemukan jalur luweng.
Salah satu relawan, Saryono mengatakan setelah berhasil menembuskan saluran air ke lubang luweng, lubang masih harus diperbesar lagi.
Hanya saja, perbesaran rongga luweng ini tak memungkinkan jika memakai alat berat.
"Kalau pakai breaker, takutnya merusak rongga luweng, makanya diperbesar secara manual. Sampai dua hari itu," kata dia, Sabtu (6/11/2021).
Yono menjelaskan, saat ini warga sedang bergotong royong untuk membuat gorong-gorong ke dalam luweng sebagai saluran air dengan menggunakan bis beton.
Ia pun mengklaim, saluran air tersebut nantinya akan berfungsi dengan baik. Sebab, pihaknya juga telah melakukan uji coba dengan mengalirkan air kesana.
"Kebetulan sudah diuji coba pakai air satu tangki, sekaligus nembak ke lapisan batu yang sudah dipanaskan. Ternyata lancar, air satu tangki langsung mengalir kedalam," jelasnya.
Sebelumnya, tim relawan juga menggunakan ban bekas yang dibakar guna melunakkan lapisan batu yant yang ada disana.
Sehingga usai batu dibakar, kemudian disemprot menggunakan air agar lebih mudah saat dihancurkan menggunakan mesin breaker.
Terpisah, ketua RT setempat, Wasto mengatakan saat ini warganya bergotong royong untuk membuat gorong-gorong di saluran air itu.
Baca juga: Bocoran Materi Tes Perangkat Desa Wonogiri 2021: Ada Wawasan Kebangsaan
Baca juga: Besaran UMK Kabupaten Wonogiri Tahun 2022 Masih Misteri, Dinas: Belum Bisa Dipastikan
Wasto juga menyebut, saluran air yang mengarah ke luweng bisa berfungsi dengan baik. Nantinya, apabila wilayah setempat diguyur hujan, air bisa langsung dialirkan ke dalam luweng.
"Jadi nanti air hujan akan langsung dialirkan kesana. InsyaAllah bisa berfungsi dengan baik," terang Wasto.
Selain itu, dengan adanya saluran air menuju ke luweng itu, menurutnya akan sangat membantu masyarakat.
Diceritakannya, saat musim hujan tiba warga tidak akan was-was lagi soal genangan air yang ada di Dusun Gandu tersebut.
"Sangat membantu, bisa tidur nyenyak nanti kalau musim penghujan. Biasanya kan harus nyedot air pakai diesel biar genangan tak sampai ke rumah," tambahnya.
Lubang Sulit Ditemukan
Relawan pencari luweng masih berusaha keras menemukan saluran luweng yang ada di Dusun Joho Kidul, Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri.
Sudah tiga pekan ini, tim melakukan pengerukan tanah untuk membuat saluran air ke luweng.
Meski belum juga membuahkan hasil, namun tim masih terus berusaha keras supaya, saat hujan nanti tak ada lagi ceritanya muncul genangan air.
Relawan, Saryono mengatakan, pembuatan saluran sudah dilakukan sekitar tiga pekan yang lalu tetapi tidak membuahkan hasil.
"Sudah beberapa kali mencari luweng di titik terendah di wilayah sini tapi tidak ada lobangnya," kata dia kepada TribunSolo.com, Sabtu (30/10/2021).
Baca juga: Takut Kena Kutukan, Warga di Wonogiri Ini Ogah Pakai Kayu Jati, Teliti Beli Perabot & Bangun Rumah
Baca juga: Luweng di Pracimantoro Wonogiri Sulit Dibuka, Ada Apa? Ditutupi Lapisan Batu Sangat Keras
Sebelumnya, apabila wilayah tersebut terendam banjir ketika musim penghujan, air genangan itu hanya disedot dan dialirkan ke luweng yang letaknya di dataran lebih tinggi.
Menurutnya, setiap kali musim penghujan wilayah tersebut selalu terdapat genangan air karena berada di cekungan, artinya daerah sekelilingnya lebih tinggi.
Hingga akhirnya langkah yang disepakati adalah membuat saluran air menuju ke luweng yang berada di dataran lebih tinggi itu.
"Kira-kira ini nanti satu minggu lagi sudah selesai. Jadi ketika musim kemarau nanti insyaallah sudah siap digunakan," jelasnya.
Saluran air itu dibuat dengan meratakan tanah di sekitar mulut luweng, kemudian air akan dialirkan melalui saluran yang tembus ke dalam luweng.
Saluran itu berjarak kurang lebih sekitar 5 meter dari mulut luweng yang posisinya lebih tinggi.
"Sebelumnya mau diratakan, tapi mengingat nanti mulut luweng akan menjadi lebih lebar dan berbahaya untuk masyarakat, jadi dibuat saluran baru yang mengarah kedalam," jelas dia.
Baca juga: Reaksi Pemilik Kos di Papahan, Dengar Ada Pembangunan Universitas Muhammadiyah Jateng di Karanganyar
Ia menjelaskan, faktor bahaya untuk masyarakat disebabkan karena ke dalaman vertikal luweng mencapai 70 meter.
Lebih jauh, Yono memastikan bahwa luweng tersebut bisa berfungsi untuk mengalirkan air.
Sebab biasanya juga sudah digunakan untuk mengalirkan air hujan dengan bantuan mesin penyedot air.
Pakai Orang Pintar
Pencarian mulut luweng di Dusun Joho Kidul, Desa Joho, Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri akhirnya ditemukan.
Misteri keberadaan luweng atau lobang di dalam tanah yang bisa sewaktu-waktu amblas sendirinya sehingga air mengalir ke sungai bawah tanah itu, terjawab sudah.
Luweng biasanya ada di tanah atau dataran yang terdapat karst seperti di Wonogiri itu.
Menurut Camat Pracimantoro Warsito, pencarian ini memakan waktu selama 10 hari.
Selain menggunakan ahli geografi, relawan, bahkan mengerahkan sejumlah paranormal.
"Pencarian sudah kita lakukan sejak hari Jumat (5/2/2021), dan baru ketemu Senin (15/2/2021) sore," katanya kepada TribunSolo.com, Kamis (18/2/2021).

Pencarian luweng ini dengan menggunakan alat berat, dan ditemukan di kedalaman 6,5 meter dan lebar 1,5 meter.
Lokasi penemuan itu berada di pekarangan belakang rumah warga setempat yakni Pak Dalang Patik.
Luweng ini memiliki bentuk yang vertikal sekitar satu hingga dua meter, kemudian langsung membentuk horizontal.
Seusai ditemukan, luweng langsung dicoba diguyur air, dan airnya langsung bisa masuk ke dalam luweng dengan lancar.
"Untuk Joho Kidul cukup satu saja, tidak akan cari luweng lainnya," aku dia.
"Warga senang dan bahagia sekali. Jadi, kita gak jadi bikin saluran air. Kalaupun dibuat saluran air hujan jarak pembuangannya juga jauh," kata dia.
Lebih lanjut Warsito mengatakan, pencarian mulut luweng akan dilakukan juga di Dusun Klepu, Desa Sumberagung.
Pencarian luweng di lokasi Dusun Klepu diprediksi lebih mudah daripada di Joho Kidul.
"Karena titik mulut luweng di Klepu masih kelihatan jelas," terang dia.
Baca juga: Pencarian Luweng di Wonogiri Minta Bantuan Orang Pintar, Ini Cara Mendeteksi via Metode Geolistrik
Baca juga: Penjelasan Ahli Tentang Luweng : Lobang Air di Wonogiri yang Dicari dan Libatkan Orang Pintar
Awal Mula Pencarian Luweng
Sebelumnya, sejumlah titik di Kecamatan Pracimantoro, Kabupaten Wonogiri rawan mengalami kebanjiran.
Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, biasanya air mengalir ke ruang bawah tanah melalui luweng atau lobang di tanah yang bisa sewaktu-waktu amblas sendirinya.
Bahkan karena curah hujan tinggi beberapa waktu lalu, banjir menggenangi Dusun Joho Kidul dan sejumlah dusun di Desa Sumberagung.
Lantas berbagai cara dilakukan, di antaranya mengeruk mencari titik luweng, tetapi ternyata sudah berhari-hari tidak ditemukan.
Padahal pengerukan dengan alat berat atau backhoe.
• Saran Sumarjo, Kakek Mas Al Ikatan Cinta : Kalau Sudah Tak Jadi Artis, Nyalon DPRD di Sukoharjo Saja
• Video Polisi Bantu Kucing Menyeberang Jalan Raya Viral, Ini Cerita Dibaliknya hingga Banjir Pujian
Camat Pracimantoro Warsito mengatakan, pihaknya hingga meminta bantuan paranormal dalam upaya pencarian mulut luweng tersebut.
"Sudah dibantu orang pintar, tapi masih belum ketemu juga sampai sekarang," kata dia kepada TribunSolo.com, Jumat (12/2/2021).
Setidaknya ada tiga mulut luweng yang dicari, satu di Dusun Dompol Desa Petirsari dan dua luweng lainnya ada di Dusun Joho Kidul Desa Joho.
Ketiga mulut luweng itu diduga tertimbun tanah.
"Ini kita gali lagi di kedalaman 10 meter, kalau masih tidak ketemu, proyeknya nanti akan dihentikan," ucapnya.
Warsito mengatakan, dalam pencarian mulut luweng ini, ada paranormal dari luar Wonogiri yang didatangkan.
"Orang sepuh, dan warga sekitar juga membantu pencarian, tapi masih belum ketemu," ucapnya.
Bahkan lanjut dia, sejumlah ritual dilakukan warga dalam upaya pencarian luweng tersebut.
"Seperti lokasi galian dibuatkan bancakan, hingga warga begadang di lokasi," akunya.
Pengertian Luweng
Istilah "Luweng" cukup asing di telinga masyarakat.
Namun bagi mereka yang tinggal di bebatuan karst seperti wilayah Kabupaten Gunungkidul ataupun Kabupaten Wonogiri akrab dengan luweng.
Menurut Dosen Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Eko Haryono luweng adalah gua vertikal yang dalam.
"Luweng terbentuk di dasar-dasar cekungan (Dolin)," katanya kepada Tribunsolo.com, Senin (15/2/2021).
Menurut mantan President Asian Union of Speleology 2015-2019 itu, di sebuah Dolin selalu ada tempat untuk masuknya air.
Baca juga: Jadi Biang Kerok Banjir di Pracimantoro, Upaya Normalisasi Luweng Terkendala Pencarian
Baca juga: Misteri Pencarian Luweng, Lobang Air di Pracimantoro : Belum Ketemu, Minta Bantuan Orang Pintar
"Tempat masuknya itu disebut dengan ponor," jelasnya.
Diameter sebuah luweng tergantung pada seberapa besar wilayah tangkapan air dan debit airnya.
"Semakin besar besar daerah tangkapannya dan airnya banyak maka diameter luwengnya juga besar," papar dia.
Baca juga: Banjir Bandang di Wonogiri Rendam 2 Kecamatan dan Ratusan Rumah, Disebabkan Luweng Tersumbat
Intinya ialah luweng terbentuk atas proses masuknya air di permukaan karst yang kemudian larut oleh Dolin.
Butuh waktu ratusan ribu tahun untuk terbentuknya luweng.
"Luweng di Gunungkidul rata-rata terbentuknya di atas 100 ribu tahun," katanya. (*)