Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Berita Klaten Terbaru

Kasus Pertama Covid-19 di Sekolah Klaten yang Gelar PTM 100 Persen : 1 Guru Positif, 5 Siswa Reaktif

Kasus pertama Covid-19 terjadi sejak adanya pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Klaten.

Penulis: Ibnu Dwi Tamtomo | Editor: Asep Abdullah Rowi
Tribunnews/Jeprima
ILUSTRASI : Petugas menata hasil swab test saat tracing untuk mengetahui terjangkit atau tidak Covid-19. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ibnu Dwi Tamtomo

TRIBUNSOLO.COM, KLATEN - Kasus pertama Covid-19 terjadi sejak adanya pembelajaran tatap muka (PTM) di Kabupaten Klaten.

Adalah SMA di Kecamatan Polanharjo yang mengalaminya.

Akibatnya pembelajaran 100 persen dibatalkan, karena seorang guru dan lima siswa reaktif setelah ada uji test PCR Rabu (19/1/2022).

Maka per Kamis (20/1/2022) sekolah ditutup untuk PTM.

Ketua Satgas Covid-19 Polanharjo Joko Handoyo menjelaskan, ada sebanyak yang diambil sampelnya untuk memangkas memburuknya penularan.

"Terkait sampel yang ditemukan di Polanharjo ada 10 siswa 2 guru. Yang reaktif 6, 5 siswa dan 1 dari guru. Selanjutnya dilakukan pengambilan tes PCR," terang dia kepada TribunSolo.com, Jumat (21/1/2022).

"Kemarin pagi tes PCR dan hasilnya 1 positif, yang positif gurunya," terang dia.

Setelah ditemukan kasus positif pada sore hari, yang bersangkutan langsung diantarkan ke Donohudan untuk melakukan isolasi terpusat di wilayah Kabupaten Klaten.

"Terkait yang positif satu, tadi malam setelah sore ketahuan hasilnya keluar kita dorong kita antar ke (Asrama Haji) Donohudan," tuturnya

"Semalam diantarkan bersama-sama Forkopimca, saya, Danramil, Kapolsek dan Kepala Puskesmas," sambungnya.

Joko menjelaskan penemuan kasus positif bermula saat dilakukan random sampling.

Baca juga: Demi Puan Maharani, 2 Warga Klaten Ini Rela Nunggu 3 Jam & Hujan-hujanan : Tadi Saya Teriak Presiden

Baca juga: Bupati Yuni Yakin Sragen Bebas Covid-19, Meski Kasus Omicron Mulai Mengganas di Berbagai Daerah

"Itu hari Rabu (19/1/2022) diambil sampel, terus kamis (20/1/2022) paginya PCR. Sore 15.30 WIB keluar hasilnya, positif satu dari guru," jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa guru tersebut merupakan warga Kecamatan Polanharjo.

"Guru tersebut berjenis kelamin laki-laki, warga Kecamatan Polanharjo juga," terangnya.

Terus kita koordinasikan dengan Puskesmas, kita ajukan ke Donohudan langsung kita antar tadi malam," imbuhnya

Sebagai langkah awal, antisipasi kasus yang lain, pihaknya bersama sekolah memutuskan untuk melakukan pembelajaran secara daring.

"Terkait dengan PTM 100 persen sama Kepala Sekolah kita tutup dulu, pelaksanaan Daring menunggu nanti dengan trackingnya," terangnya.

"Tracking dari (pihak) SMA dengan yang positif kemarin, nanti akan dilakukan yang kontak erat dengan yang positif kemarin," kata dia.

"Penutupan akan dilakukan kurang lebih seminggu, kita melihat yang kontak erat untuk di tes terlebih dahulu, trashingnya sudah tapi belum ada tes (swab antigen)," imbuhnya.

Joko menambahkan bahwa pihaknya belum mengetahui guru tersebut tertular dari mana, karena hari itu hanya dilakukan random sampling.

Dia juga menegaskan bahwa saat ini masih melakukan koordinasi dengan pihak terkait penanganan 1 kasus di Kecamatan Polanharjo.

"Semua yang diambil sampel itu OTG, semua sehat. Semoga semua tidak masuk ke varian omicron," jelas dia.

"Padahal semua yang reaktif itu sudah vaksin 2 kali," akunya.

Sempat Bebas Covid-19

Kabar klaster Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Kota Solo, tak membuat sekolah di Kabupaten Klaten cemas.

Salah satunya di SDN 2 Butuhan, Desa Butuhan, Kecamatan Delanggu.

Pihak sekolah tetap melaksanakan PTM, meski secara tidak penuh alias terbatas.

"Dalam pembelajaran, kami telah melaksanakan pembelajaran tatap muka, namun secara tidak penuh," kata Kepala SDN 2 Butuhan, Suwarto, Kamis (21/10/2021).

Suwarto mengatakan dalan mekanisme PTM terbatas di SDN 2 Butuhan, siswa akan masuk bergilir.

Dalam satu kelas akan dibagi menjadi dua kelompok.

Baca juga: Terungkap Ibu Muda di Wonogiri yang Akhiri Hidup, karena Terjerat di 25 Pinjol, Pinjaman Rp 51 Juta

Baca juga: Klaster PTM di Solo Jebol, Sri Mulyani Minta Satgas Corona Klaten Ambil Sampel Acak Swab di Sekolah

"Masuk mulai pukul 07.30 WIB - 10.30 WIB, prokes selalu kami jalankan, saat masuk, langsung diminta untuk cuci tangan pakai sabun dan menggunakan masker," ucap Suwarto.

Kemudian ia mengatakan seluruh guru yang berjumlah 13 orang telah menerima vaksin.

Dia juga mengaku sampai saat ini tidak ada kasus terpapar Covid-19 yang menimpa siswa dan guru-guru di SDN 2 Butuhan.

"Sampai saat ini, aman, guru dan siswa di sini tidak ada yang terpapar Covid-19," pungkasnya.

Minta Swab Acak

Munculnya klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo, membuat Pemkab Klaten bersiaga.

Bupati Klaten Sri Mulyani langsung meminta Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 bertindak cepat.

Di mana petugas di tingkat kecamatan untuk melakukan uji swab antigen secara acak ke sekolah-sekolah yang menggelar PTM.

"Kasus perkembangan Covid di klaten masih fluktuatif, kadang nol kadang enam. Meski begitu Isolasi terpusat masih kami fungsikan," terang dia.

Baca juga: Siswa Terjangkit Covid-19 saat PTM di Solo, Pihak Sekolah Menduga Tertular di Luar, Begini Temuannya

Baca juga: Muncul Klaster PTM SD di Solo, Pemerhati Pendidikan Kritik Pemkot Solo Kecolongan Tracking Siswa

Diakui Mulyani, pihakmya saat ini justru memberikan perhatian lebih kepada PTM di sekolah-sekolah agar tidak muncul klaster seperti daerah lain.

Untuk itu, setiap tenaga pendidik dan peserta didik di Kabupaten Bersinar diminta untuk selalu disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan Covid-19.

Selain itu, Satgas Covid-19 di tingkat kecamatan juga diminta untuk segera melakukan tes swab antigen secara acak untuk memastikan kesehatan para peserta didik dan tenaga pendidik.

"Yang betul kita pelototi saat ini biar tak jadi klaster yangs serius saat ini yakni pembelajaran tatap muka, kami ketat sekali dengan PTM ini dan sudah minta dilakukan uji petik (tes swab)," ucapnya.

Sejauh ini, lanjut Mulyani semua sekolah yang menjalani pembelajaran tatap muka (PTM) di Klaten masih dalam kondisi aman dan belum terdapat laporan adanya klaster PTM.

"Sejauh ini PTM aman ya. SD sama SMP kan PTM-nya juga dijadwalnya, memang PTM kota tidak full dan sesuai dengan inovasi sekolah masing-masing, yang saya tekankan harus disiplin dan tidak ada klaster," ungkap dia.

Sementara itu, Asisten 1 Bidang Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito mengatakan jika tes swab acak di sekolah akan dilakukan oleh masing-masing kecamatan sakali dalam sebulan.

"Ini sudah dilakukan mulai selasa hingga kamis pada puskesmas dan tingkat kecamatan, minimal 12 sampel di ambil 10 murid dan 2 guru," ucapnya.

Menurut Ronny, tes swab antigen secara acak itu akan dilakukan sekali dalam sebulan dan jika nantinya ada siswa atau guru yang positif akan di tindaklanjuti dengan tes swab PCR dan tracing, testing dan treatment.

Klater di Solo

Klaster pembelajaran tatap muka (PTM) di Kota Solo menjalar, hingga kini ada sejumlah SMP yang tengah menjalani tracing.

Di antaranya SMPN 8 sebanyak 11 siswa dan SMPN 4 satu siswa yang positif.

Kepala SMPN 8 Surakarta, Triad Suparman, mengatakan total ada 33 orang di sekolahnya yang dilakukan tracing oleh Dinas Kesehatan Kota Solo.

"30 siswa dan 3 guru yang melakukan swab PCR, hasilnya ada 11 siswa yang positif Covid-19," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: Senangnya Pedagang Souvenir di Jurug Dapat Rezeki Nomplok, Usai Anak-anak Boleh Masuk Kebun Binatang

Baca juga: Teganya Pengirim Orderan Fiktif Makanan ke Panti Asuhan di Klaten, Pengurus Pun Bingung Membayarnya

Adapun 11 siswa itu merupakan siswa kelas 7,8 dan 9 yang sudah beberapa kali melakukan PTM.

Setelah adanya temuan itu, SMPN 8 Surakarta dilakukan penghentian aktivitas PTM.

"Selama sebulan sementara Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), tidak lanjut tracing siswa yang positif langsung dari Dinas Kesehatan yang diarahkan per Kecamatan tempat tinggal siswa," ujarnya.

Menurut dia, langkah tersebut diambil karena adanya indikasi penularan virus Covid-19 di luar sekolah.

"Prokes di sekolah ketat, sesui prosedur yang ditentukan serta kami lakukan ganjil genap untuk setiap masuk kelas," ujarnya.

Kepala SMPN 4 Surakarta Sri Wuryanti mengatakan total ada 1 siswa sekolahnya yang terpapar Covid-19.

"Satu siswa, kelas 7 yang baru pertama melakukan PTM," ujarnya.

Wuryanti mengatakan dari hasil positif 1 siswa tersebut, dilakukan tracing lanjutan kepada siswa lainya.

"Sebelumnya ada 33 yang di tes PCR, hasilnya 1 siswa itu, terus dilanjutkan tracing ke 13 siawa hasilnya belum keluar semoga hasilnya tidak positif," ujarnya.

Karena adanya temuan kasus ini, SMPN 4 Surakarta harus kembali melakukan PPJ.

"Baru pertama masuk langsung dihentikan sementara," harap dia.

Kian Menjalar ke SMP

Baru beberapa hari, klater Covid-19 akibat tatap muka di Kota Solo tak hanya di tingkat SD, tetapi menyebar ke SMP.

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Kota Solo, Ahyani, mengatakan penemuan itu setelah adanya surveillance disejumlah sekolah.

"Sementara ada tambahan SMPN 8 dan SMPN 4 Kota Solo," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (20/10/2021).

Total ada 12 siswa yang terpapar Covid-19, dengan rincian SMPN 8 ada 11 siswa dan SMPN 4 satu siswa yang positif.

Baca juga: Kesaksian Orangtua yang Siswanya Terpapar Covid-19 di Sekolah Solo : Padahal Prokesnya Ketat Sekali

Baca juga: Kabar Sedih PTM SD di Solo : Ada Siswa Positif Covid, 4 Sekolah Ditutup, Puluhan Siswa Tertular

Setelah adanya kasus ini, kedua sekolah tersebut dihentikan pelaksanaan Pertemuan Tatap Muka (PTM).

"Sementara sekolahnya ditutup dulu yang ada kasus, PTM-nya dihentikan dulu,lanjut Pemberlajaran Jarak Jauh (PJJ)," ujarnya.

Terkait penambahan kasus ini, Ahyani menekankan perlunya tes swab acak diperluas, terutama bagi di sekolah yang menggelar PTM selama ini.

"Yang namanya virus kan enggak bisa dibatasi kontaknya, ini kami fokus ke sekolah dulu," tutupnya.

Sebelumnya adanya rencana penambahan jam operasional PTM, namun Ahyani menyebutkan saat ini belum bisa melakukan penambahan tersebut.

"Sementara maksimal sekitar 3 jam, itu dimaksimalkan dulu, enggak ditambahi dulu," ujarnya.

Ke depannya, Ahyani mengatakan bakal menfokuskan vaksinasi bagi pelajar.

"Ekonomi kan sudah selesai, dunia pendidikan segera ditindaklanjuti, mungkin ke depannya vaksinasi disekolah saja jauh lebih efektif," ujarnya.

Kesaksian Orangtua Siswa

Kondisi siswa dan guru SD Kristen Manahan Solo yang terkonfirmasi positif Covid-19 dipastikan berstatus Orang Tanpa Gejala (OTG).

Kepala SD Kristen Manahan Kota Solo, Sukiya menekankan, imbas itu pembelajaran tatap muka (PTM) dihentikan sementara waktu.

Pasalnya di sekolahnya, ada 32 siswa dan guru yang terkonfirmasi positif Covid-19.

"Kita mengikuti arahan Dinas (Pendidikan dan Kesehatan), sementara melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) satu bulan," ujarnya kepada Tribunsolo.com, Rabu (20/10/2021).

Baca juga: DICARI : Denny Sumargo Penipu Misterius di Klaten, Penipu yang Order Makanan untuk Anak-anak Yatim

Baca juga: Muncul Klaster PTM SD di Solo, Pemerhati Pendidikan Kritik Pemkot Solo Kecolongan Tracking Siswa

Sukiya menambahkan tetap melakukan pendampingan kepada siswa dan guru.

"Tetap kami dukung, beri semangat agar semangat melakukan PPJ dari rumah meski dalam keadaan positif Covid-19," ujarnya.

Tak hanya itu, dukungan sekolah juga berupa pemberian sembako bagi terkonfirmasi positif.

"Kirim sembako senilai Rp 150-200 ribu per keluarga bagi siswa yang terkonfirmasi," ujarnya.

Terkait indikasi penyebaran Covid-19 dalam keluarga siswa yang terkonfirmasi positif Covid-19, Sukiya mengatakan saat ini dalam kondisi baik.

"Dari informasi orangtua, siswa dalam kondisi baik-baik semua ada keluarga yang melakukan tes PCR juga hasil negatif," ujarnya.

Wali murid SD Kristen Manahan Solo, Winarno (44) menggatakan mendukung pemberlakuan PPJ sementara.

"Jadi diarahkan untuk PPJ dulu, tindakannya kemaren siswa dilakukan tes PCR hasilnya dua anak saya negatif," aku dia.

Winarno mengatakan saat PTM di sekolah protokol kesehatan (Prokes) sesui aturan.

"Sebenarnya semua sudah dilakukan, saya tahu sendiri prokesnya ketat sekali," aku dia.

"Harapannya semoga segera pulih siswa dan guru yang positif jadi semua membaik seperti sebelumnya," ujarnya.

Baca juga: Penyebab Atap Majid Nguter Ambruk, Padahal Baru Lima Tahun, Kapolres : Diduga Kesalahan Kontruksi

Puluhan Siswa Terjangkit Covid-19

Jumlah siswa dan guru yang terpapar corona saat Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Solo mencapai 46 orang. 

Jumlah tersebut diketahui dari 5 Sekolah yang ada di Kota Solo. 

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Solo Siti Wahyuningsih, mengatakan setelah dilakukan pengecekan data siswa dan guru, ternyata mayoritas pasien Covid-19 berasal dari luar solo.

Baca juga: Tambah Satu, Total Klaster PTM di Solo Jadi 5 Sekolah: 46 Siswa dan Guru Positif Corona

Baca juga: Keputusan Wali Kota Solo Gibran Setelah Terjadi Klaster SD di Solo : PTM di Sekolah Lain Jalan Terus

"Dicek ternyata separuh warga Solo dan separuh siswa luar Solo yakni Boyolali, Sukoharjo dan Karanganyar," ujarnya.

Saat ini siswa dan guru yang berdomisili di Kota Solo melakukan isolasi.

"Yang berada di Solo dalam kodisi baik dilakukan Isolasi mandiri di rumah, tapi kalau tidak memadai langsung diarahkan di Donohudan, Boyolali," ujarnya.

Tindak lanjut untuk siswa dari luar kota, Dinkes Solo telah melakukan konfirmasi dengan Pemerintah terkait.

Baca juga: Awal Pekan Depan, Sekolah di Wonogiri Sudah Boleh PTM: Secara Terbatas dan Wajib Prokes

"Yang di luar Kota sudah diinfokan (Pemkab wilayah) dan dilakukan tindakan tracing dan treasing di wilayahnya," ujarnya.

Saat ini tracing masih dilakukan di sekolah tingkat SMP lainnya di Kota Solo.

"SMPN 4 Solo, SMP Nur Hidayat, SMP Muhammadiyah 8, SMP 13, SMP Warga, SMKN 1 Solo dan MTS 1 Solo," ujarnya.

Total 5 Sekolah 

Klaster PTM di Solo bertambah satu sekolah, Senin (18/10/2021).

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Solo Ahyani, membenarkan adanya tambahan satu sekolah tersebut. 

Penambahan ini juga merupakan hasil tracing yang dilakukan sejak 13-18 Oktober 2021.

Baca juga: Kronologi Temuan Klaster Sekolah Tatap Muka di Solo: Berawal dari Tracing 

Baca juga: Daftar SD di Solo yang Jadi Klaster Covid-19, Hasil Swab Test Sementara Ada 28 Siswa Terpapar Virus

"Total ada 5 yakni SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Al Islam 1 Jamsaren, SD Semanggi Lor dan SD Danukosuma," ujarnya di Balai Kota Solo, Senin (18/10/2021) sore.

Ahyani menjelaskan keseluruhan ada 46 siswa dan guru terkonfirmasi positif Covid-19.

"40 siswa dari 5 sekolah yang melakukan swab PCR, sedangkan ada 6 guru yang terkonfirmasi positif Covid-19," ujarnya.

Berikut rinciannya jumlah yang terkonfirmasi berdasar sekolah: 

1. SD Kristen Manahan

- Tracing Pertama =4 Siswa
- Tracing Kedua = 23 Siswa dan 5 Guru
- Total 32 orang

2. SDN Mangkubumen Kidul

-Tracing Pertama = 1Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 1 orang

3. SDN Danukosuma

- Tracing Pertama = 2 Siswa
- Tracing Kedua = 8 Siswa dan 1 Guru
- Total 11 orang

4. SDN Semanggi 2

- Tracing Pertama = 2 Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 2 orang

5. SD Al Islam 1 Jamsaren

- Tracing Pertama = 1 Siswa
- Tracing Kedua = 0 Siswa
- Total 1 orang

Kondisi siswa dan guru yang terkonfirmasi Covid-19, saat ini telah dilakukan pemantauan secara berkala.

"Kondisi tubuh saat Swab PCR dalam keadaan sehat, setelah terkonfirmasi positif juga terpantau tidak memiliki gejala," ujarnya. 

Empat SD Ditutup

Klaster Covid-19 di sekolah dasar (SD) yang tersebar di Kota Solo muncul setelah puluhan siswa terkonfirmasi positif.

Dari informasi yang dihimpun TribunSolo.com, munculnya klaster SD merupakan pertama kalinya sejak sekolah tatap muka (PTM) dimulai pada 2 September lalu.

Total ada 4 SD yang terpaksa ditutup dan dihentikan sekolah tatap mukanya, di antaranya di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren dan SD Semanggi Lor.

Wakil Wali Kota Solo, Teguh Prakosa pun membenarkan adanya klaster Covid-19 di SD lantaran para siswa terkonfirmasi positif Covid-19.

Baca juga: Ternyata Gibran yang Minta Antigen Massal Usai Guru Tak Pakai Masker : Bukan untuk Menakut-nakuti

Baca juga: Tidak Ada Klaster Covid-19 Selama PTM Solo Digelar, Gibran Sebut Jam Belajar Bisa Diperpanjang

"Setelah ditracing, ditemukan di SD Kristen Manahan, SD Mangkubumen Kidul, SD Islam 1 Jamsaren, SD Semanggi Lor," ungkap dia kepada TribunSolo.com, Senin (18/11/2021).

Hanya saja lanjut Teguh, hasil tracing dan hasil swab PCR yang sudah didapatkan adalah SD Kristen Manahan di Kecamatan Banjarsari itu.

"Memang banyak siswa dari luar kota di SD Kristen Manahan," terang dia.

"Jumlah awal ada 3 siswa, setelah ditracing 28 siswa yang positif Covid-19," ujarnya membeberkan.

Dia menambahkan, untuk hasil sejumlah SD yang lain masih menunggu.

Sementara imbas klaster, maka tatap muka diganti Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).

"Ditutup selama 1 bulan," tutur dia.

"Sekolah lain yang lakukan PTM tetap jalan, hanya yang sekolah yang ditemukan kasus positif Covid-19 yang ditutup," ujarnya.

Swab Massal karena Tak Pakai Masker

Gara-gara ada guru tak memakai masker saat mengajar tatap muka di sekolah, ratusan siswa di SDN Laweyan 54, Kota Solo terkena imbas.

Ya, ratusan siswa itu harus menjalani swab antigen massal, Senin (27/9/2021).

Penampakan di lokasi sekolah saat itu, juga cukup tegang karena petugas berpakaian serba APD hilir mudik memeriksa siswa.

Adapun para siswa pun tampak pasrah hidungnya harus menjalani swab antigen tersebut.

Akibat peristiwa itu, Wali Kota Solo, Gibran Rakabuming Raka pun geram.

Baca juga: Penjelasan Ilmiah Tentang Pengalaman yang Dialami Gibran saat Hilang 6 Hari di Gunung Guntur

Baca juga: Disindir Gibran Tim Bola Jago Kungfu, AHHA PS Pati Malah Datang ke Solo Pakai Tulisan Kasih Keras

Dia mengaku sangat menyayangkan sikap guru yang tak memakai masker saat mengajar di kelas.

"Ada orang tua murid yang mengeluh, ada guru tidak memakai masker," ungkapnya kepada Tribunsolo.com, Senin (27/9/2021).

"Seharusnya kan gurunya ngasih contoh, ini malah tak pakai masker," jelas dia menekankan.

Gibran menambahkan laporan tersebut diterimannya melalui pesan langsung media sosial oleh orang tua siswa kepada dirinya.

Laporan tersebut sekaligus disertakan foto guru saat tidak mengenakan masker.

"Kalau dipesannya guru tidak pakai masker pas di dalam ruangan pembagian rapot, tapi saat mengejar sering tak pakai masker juga," jelas dia.

Dia lantas memutuskan agar seluruh isi sekolah menjalani swab antigen guna mengantisipasi adanya kaster Covid-19 di sekolah.

"Biar enggak ada klaster saat PTM, hasilnya tadi ada 117 siswa hasilnya negatif," tuturnya.

Lebih lanjut dia menekankan, jika masalah tersebut harus menjadi yang terakhir dan peringatan bagi guru dan kepala sekolah.

"Intinya, guru dan semua staf yang ada di sekolah harus jadi contoh untuk anak-anak," aku dia.

"Jangan malah tidak memakai masker," pintanya dengan tegas.

Baca juga: Tak Kalah dengan Rumput Stadion Manahan Solo, Lapangan di Desa Ini Jadi Primadona Para Pemain Liga 2

Perintah Nadiem Makarim

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim meminta pembelajaran tatap muka jalan terus.

Hal ini ditekankan Nadiem saat berkunjung ke Kota Solo di antaranya melihat renovasi gedung SMKN 2 Solo bersama Wali Kota Gibran Rakabuming Raka, Senin (13/9/2021).

Dia meminta berharap orang tua siswa tidak perlu khawatir dengan tatap muka ini, karena sebelum adanya varian Delta, pihaknya sudah membuka tatap muka secara terbatas hingga 30 persen sekolah di berbagai daerah.

"Risiko klaster dari 30 persen yang sudah buka tatap muka itu sampai 10 bulan lalu, sangat minim yang melaporkan," ungkap dia kepada TribunSolo.com.

Baca juga: Betapa Senangnya Salsabilla Akhirnya Dapat Vaksin di Klaten, Berharap Bisa Sekolah Tatap Muka Lagi

Baca juga: Nadiem Makarim Izinkan Belajar Tatap Muka di Wilayah PPKM Level 1-3, Ini Syarat yang Perlu Dipenuhi

Apalagi hampir seluruh guru di Indonesia sudah diberikan vaksin terlebih dahulu hingga kini sudah menyasar kepada siswa-siswanya.

"Saya harap semua waswas sekali dengan protokol kesehatan karena itulah yang akan memenangkan hak untuk terus PTM," terangnya.

"Jadi apakah ini akan lanjut apa tidak ada di tangan orang tua guru dan kepala sekolah dan murid-murid juga," aku dia membeberkan.

Klaster di sekolah akan terjadi, menurut Nadiem, makala tidak menataati protokol kesehatan, tidak memakai masker dan kecerobohan lainnya.

"Kalau anda tidak protokol dan tidak pakai masker ya bakal jadi cluster, maka peran orang tua dan sekolah untuk monitoring  sangat penting," jelas dia.

Untuk masalah lain soal pembelajaran jarak jauh lanjut Nadiem, selama ini tidak optimal.

Terlebih kemudian muncul sebutan "Generasi Blank" yaitu generasi yang tertinggal dalam sektor pendidikan kerena pandemi.

"Tentu semua sudah tahu sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak optimal, solusinya ya satu tatap muka, kita sudah instruksikan setiap daerah untuk segera PTM, termasuk di Solo," harap dia.

Baca juga: Meski Kaca Sekolah Hancur Lebur, Sebagian Siswa di SDN 2 Gunungsari Boyolali Sudah Mulai Tatap Muka

Baca juga: Tak Hanya Satu Tulisan, Mahasiswa Ternyata Bawa Banyak Poster untuk Sambut Presiden Jokowi di UNS

"Saat ini kita memang berusaha memperbaiki ketertinggalan yang ada di sektor pendidikan, apalagi sektor pendidikan yang paling penting menurut saya," jelas dia.

Nadiem juga sadar akan bahayanya jika tidak segera melaksanakan tatap muka karena sudah hampir dua tahun lamanya.

"Kita akan kehilangan kemampuan belajar secara permanen dan kita kehilangan mental secara permanen" tuturnya.

"Maka dari itu kita lanjutkan hak-hak siswa untuk belajar di sekolah kembali," harap dia. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved