Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Gatot dan Kerupuk Trowolo Sragen

Produksi Gatot dan Kerupuk Trowolo di Sragen Tak Pernah Merugi : Pandemi Justru Raup Cuan

Sugimin mengungkap, usahanya membuat gatot pernah berada di puncaknya, ketika Kabupaten Sragen dilanda banjir besar pada tahun 2007 silam

TRIBUNSOLO.COM/Septiana Ayu
Sugimin dan Tini pembuat gatot dan kerupuk trowolo di Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen 

"Pas laku-lakunya waktu banjir tahun 2007, gatot model apapun, ludes, malam jam 02.00 WIB, saya sudah berangkat ke pasar, beli singkok untuk buat gatot lagi, jam 12.00 WIB, ada yang cari lagi, bahkan pedagangnya sampai mencari ke rumah," jelasnya.

"Waktu banjir sehari 200 gendok (400 lembar gatot) habis, kalau usaha gatot tidak ada ruginya, tapi bekerja dengan bahan baku singkong ini rekasa (berat), orang alas itu tidak ada ruginya," tambahnya.

Setiap harinya, Sugimin bisa memproduksi sebanyak 20 gendok gatot.

Pendapatan kotor per hari dari membuat gatot saja mencapai Rp 500.000.

Meski kini zaman sudah berganti, dimana gatot mulai tergantikan dengan makanan kekinian, nyatanya Sugimin masih terus produksi gatot.

Baca juga: Wajah Gibran Terukir di Sandal Jepit, Ternyata Karya Tangan Ajaib Pria Asal Sukoharjo Jateng

"Yang jelas gatot ini selera orang tua, kalau anak-anak muda sekarang, mana ada yang kenal dengan gatot, kalau orang-orang tua, ini menjadi makanan khasnya," jelasnya. 

Terpisah, istri Sugimin, Tini mengatakan meski jarang produksi, permintaan kerupuk trowolo masih cukup banyak.

Terlebih, di Desa Jambeyan, tradisi untuk memberikan trowolo kepada setiap tamu undangan di sebuah acara hajatan masih dilestarikan.

"Kalau disini semua tamu masih dikasih trowolo, dibungkus plasti itu, dibuat bingkisan saja, dulu pernah disuguh di meja tamu, tapi sekarang makanan banyak jenisnya," terangnya.

"Awal mula kerupuk trowolo diberikan di acara hajatan ya tidak tahu, tapi buat bingkisan, memang dari dulu seperti itu, sudah seperti adatnya," tambah Tini.

Menurutnya, kerupuk trowolo dan gatot adalah makanan yang sehat.

Karena hanya terbuat dari singkong saja, tanpa ada campuran tambahan yang lain.

"Trowolo juga lama memplemnya (jika ditaruh di ruang terbuka), berbeda dengan kerupuk lainnya," singkatnya.

Baca juga: Keren Banget! Pemprov Jateng Pasarkan Produk 20 UMKM ke Pasar Internasional

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved