Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembangunan Jembatan Butuh Sragen

Anggaran Perakitan Capai Rp1,9 M, Komisi III DPRD Sragen Heran Rangka Jembatan Butuh Melengkung

DPRD Sragen merasa pengerjaan proyek jembatan butuh tidak profesional. Sebab, sampai bisa membuat rangka melengkung.

TribunSolo.com/ Septiana Ayu
Proyek pembangunan Jembatan Butuh yang menghubungkan Kecamatan Plupuh dengan Kecamatan Masaran di Kabupaten Sragen menjadi sorotan. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Komisi III DPRD Sragen melakukan sidak ke proyek pembangunan Jembatan Butuh, di Desa Gedongan, Kecamatan Plupuh, Kabupaten Sragen, Jumat (15/11/2024) siang.

Saat disidak, anggota Komisi III DPRD Sragen melihat sendiri rangka Jembatan Butuh di bentang tengah terlihat melengkung ke bawah.

Kondisi itupun membuat para anggota dewan ini keheranan.

Anggota Komisi III DPRD Sragen, Muhammad Haris Effendi merasa heran, pasalnya proses erection atau perakitan kerangka jembatan menelan biaya Rp 1,9 miliar.

"Alokasi anggaran untuk merangkai baja (rangka) itu Rp 1,9 miliar, kontraknya dari Rp 14 miliar sekian, Rp 1,9 miliar untuk biaya merakit jembatan saja," katanya kepada TribunSolo.com, Jumat (15/11/2024).

Menurutnya, metode pelaksanaan yang digunakan sudah keliru sejak awal, karena memang tidak seharusnya menggunakan metode perancah.

Baca juga: Komisi III DPRD Sragen Panggil DPU, Minta Penjelasan Penyebab Rangka Jembatan Butuh Melengkung

Dengan progres yang ada saat ini, ia pun khawatir proyek jembatan tidak bisa selesai.

"Karena jembatan yang melengkung besinya tidak terpakai, itu harus dipesankan di pabrik yang ada di Jakarta, diganti, harus diganti, sudah menghubungi pabriknya, dia siap menganti," terangnya.

"Tapi, waktunya itu mencukupi apa tidak, karena kita tinggal efektif 1,5 bulan, kalau sudah tidak selesai, terbentur dengan mekanisme anggaran, putus kontrak, jembatan ini tidak jadi lagi," sambungnya. 

Jika tidak ada kerangka jembatan yang melengkung, menurutnya proses pengerjaan tinggal melakukan pengecoran, pengaspalan, hingga pembuatan oprit di kanan dan kiri jembatan.

Wakil Ketua Komisi III DPRD Sragen, Joko Supriyanto menilai pengerjaan pembangunan jembatan Butuh kurang profesional.

"Jadi bukan karena faktor bencana, namun kurang profesional dalam pengerjaan," ujar Joko.

"Kami meminta diselesaikan jika ternyata ada masalah, Kepala DPU sudah dipanggil dan mau bertanggungjawab," pungkasnya. (*)

Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved