Bisnis Sepeda Redup Setelah Pandemi
Pengguna Sepeda di Solo Membludak saat Pandemi, Komunitas Akui Banyak yang Cuma Ikut-ikutan
Boomingnya sepeda saat pandemi disebut membuat banyak orang yang sekadar ikut-ikutan saja untuk gowes.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Vincentius Jyestha Candraditya
Laporan Wartawan TribunSolo.com, Ahmad Syarifudin
TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Koordinator Komunitas M-610 Damar Aryo Prasetyo berkisah bagaimana ia ikut mulai menggemari sepeda sejak pandemi covid-19.
Harga sepeda Brompton saat itu bisa naik empat kali lipat.
“Brompton bisa sampai Rp 100 juta. Sekarang Rp 25-30 juta. Bahkan turun,” jelasnya, kepada TribunSolo.com, Selasa (28/1/2025).
Harga segala jenis sepeda saat itu naik berlipat-lipat.
Mulai dari Mountain Bike, Road Bike, hingga Sepeda Lipat diminati banyak orang.
Bahkan untuk masuk toko saja harus antre.

Jika kapasitas suatu toko hanya 20 orang maka sisanya harus menunggu di luar.
Dengan kata lain, pengunjung bisa masuk jika ada yang keluar.
“Orang mau masuk ke toko aja dikasih giliran. Beberapa toko sepeda seperti itu. Harganya hampir dua kali lipat. Harga sepeda seli bahkan mahal-mahal. Sekarang harga jatuh,” tuturnya.
Ia pun mengaku awalnya menggemari badminton. Namun praktis kegemarannya ini tak bisa dilakukan.
Maka bersepeda menjadi pilihan karena tak melanggar aturan pembatasan.
Baca juga: Keluh Kesah Penjual Sepeda di Solo : Dulu Jual Rp30 Juta, Kini Harga Jatuh, Sebulan Cuma Laku 2 Unit
“Saya olahraganya badminton. Mau nggak mau kerumunan orang. Pada saat pandemi kumpul nggak boleh. Saat itu yang booming sepeda. Bisa dimana kapan aja. Pas lagi booming memang sangat kerasa,” jelasnya.
Semakin banyaknya pesepeda yang memenuhi jalan raya membuat ketegangan antara pengguna jalan lain.
Ia mengakui karena banyak pesepeda yang sekadar ikut-ikutan dan tak memahami aturan berkendara di jalan raya.
Tren Sepeda Berangsur Menghilang di Solo, Rawan Pencurian Buat Orang Enggan Jadikan Transportasi |
![]() |
---|
Tren Sepeda Hingga Lari di Anak Muda Hanya FOMO? Sosiolog : Lebih Baik Ketimbang Tren Mukbang |
![]() |
---|
Bukan Hanya Penjual Sepeda, Teknisi di Solo Ikut Banjir Rezeki saat Pandemi Covid-19, Kerap Lembur |
![]() |
---|
Tren Sepeda Booming saat Pandemi, Kini Jenis Lain Menghilang, Tapi Road Bike Masih Digemari di Solo |
![]() |
---|
Kisah Larisnya Sepeda Federal di Solo, Penjual Singgung Faktor Customer Ingin Nostalgia Masa Kecil |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.