Fakta Menarik Tentang Karanganyar
Asal-usul Grojogan Sewu di Tawangmangu Karanganyar, Ada Mitos Kreteg Pegat dan Siluman Kera
Meskipun dikenal dengan nama Grojogan Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti air terjun seribu, faktanya air terjun ini hanya satu.
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, memiliki satu destinasi wisata yang cukup ikonik yaitu Grojogan Sewu.
Terletak di lereng Gunung Lawu, tepatnya di Desa Tawangmangu, Kecamatan Tawangmangu, air terjun ini menjadi magnet wisata utama di kawasan Solo Raya.
Meskipun dikenal dengan nama Grojogan Sewu yang dalam bahasa Jawa berarti "air terjun seribu", faktanya air terjun ini hanya satu.
Baca juga: Asal-usul Umbul Sigedhang di Klaten, Dahulu Kawasan Ini Ditumbuhi Banyak Pohon Pisang
Lalu, dari mana asal nama tersebut?
Asal-usul Grojogan Sewu
Mengutip situs resmi Kemenparekraf, istilah sewu atau seribu sebenarnya merujuk pada satuan jarak tradisional Jawa, yakni pecak—satu telapak kaki orang dewasa.
Ketinggian Grojogan Sewu yang sekitar 81 meter dipercaya setara dengan seribu pecak, sehingga dinamakan Grojogan Sewu.
Nama ini bukan jumlah air terjun, melainkan ukuran ketinggian secara lokal-tradisional.
Air terjun Grojogan Sewu memiliki bentuk yang khas.
Baca juga: Asal-usul Gunung Gajah Mungkur di Sukoharjo, Mitosnya Ada Gua Mistis Bernama Glenggang Jati
Airnya bercabang-cabang dengan peluncuran lebar, menciptakan pemandangan yang dramatis saat debit air sedang tinggi.
Namun, saat musim kemarau, sebagian aliran air akan berkurang dan bahkan kering di beberapa sisi.
Di sekeliling air terjun, terdapat kawasan hutan wisata seluas 20 hektar yang rindang dan menyejukkan.
Hutan ini menjadi rumah bagi kera-kera jinak yang bebas berkeliaran, menambah daya tarik tersendiri bagi para pengunjung, terutama anak-anak.
Mitos Kretek Pegat
Tidak hanya keindahan alam, Grojogan Sewu juga menyimpan mitos yang menarik, terutama bagi para pasangan kekasih.
Di depan air terjun terdapat sebuah jembatan yang dikenal dengan nama Kretek Pegat.
Menurut cerita yang berkembang, pasangan yang belum menikah dan berani melintasi jembatan ini bersama-sama dipercaya akan mengalami perpisahan atau hubungan mereka tidak akan bertahan hingga jenjang pernikahan.
Meskipun hanya mitos, banyak pasangan memilih untuk tidak melintasi jembatan ini bersama-sama sebagai bentuk penghormatan terhadap cerita lokal.
Baca juga: Asal-usul Umbul Gedaren di Klaten, Ada Mitos Gendari yang Dipercaya sebagai Sosok Penjaga
Mitos Siluman Kera
Wadyo (74), karyawan di objek wisata Grojogan Sewu ini menceritakan beberapa mitos pernah terselenting dan beredar di kalangan wisatawan.
Salah satunya terkait keberadaan siluman kera atau monyet.
Meski pernah mendengarnya, Wadyo memastikan tak pernah melihat siluman tersebut selama bekerja di sana.
Dia sendiri terhitung sudah lama bekerja di objek wisata Grojogan Sewu, yakni 35 tahun.
"Saya pernah mendengar mitos (siluman monyet) mengenai Grojogan Sewu," kata Wadyo, kepada TribunSolo.com, dalam sebuah wawancara 2022.
"Namun mitos tersebut saya pastikan tidak benar adanya. Selama saya bekerja di sini sampai sekarang saya tidak pernah melihat hal tersebut," ungkap dia.
Baca juga: Asal-usul Omah Demit di Mojopereng Krakitan Klaten, Saksi Bisu Penjajahan Belanda
Wadyo lantas mengungkap bahwa Grojogan Sewu sebenarnya merupakan sebuah sungai.
Sungai itu diketahui bernama Sungai Blumbang.
Ketinggian Grojogan Sewu juga disebutnya hanya mencapai 81 meter.
"Grojogan Sewu, hanya sungai biasa, tingginya bukan 1.000 meter, tapi 81 meter," katanya.
Selain itu, Grojogan Sewu dikatakan Wadyo memiliki ribuan anak tangga.
Di jalan masuk terdapat 400 anak tangga.
Sedangkan jumlah anak tangga di jalan keluar sekira 600-an tangga.
"Total ada sekira 1.250 buah anak tangga di air terjun ini," ungkap Wadyo.
Grojogan Sewu berjarak sekitar 27 kilometer dari pusat kota Karanganyar dan dapat diakses dengan kendaraan pribadi maupun umum.
Jalan menuju lokasi sudah baik, dan suasana sejuk khas pegunungan akan menyambut sejak di perjalanan.
(*)
Asal-usul Sendang Getas di Jaten Karanganyar, Dulu Tempat Semedi Sebelum jadi Spot Memancing |
![]() |
---|
Asal-usul Sendang Beji di Kebakkramat Karanganyar, Dulu jadi Tempat Jujugan Para Pengikut Raja |
![]() |
---|
Asal-usul Astana Mangadeg di Matesih Karanganyar, Tempat Raden Mas Said Disemayamkan |
![]() |
---|
Asal-usul Astana Girilayu di Karanganyar, Tempat Peristirahatan Raja dan Trah Mangkunegaran |
![]() |
---|
Asal-usul Sendang Bejen di Mojogedang Karanganyar: Jejak Raden Mas Said, Airnya Dipercaya Berkhasiat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.