Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Awal Mula Terungkapnya Kasus Pencabulan Guru Ngaji di Jaksel, Sampai Siswa Mogok Mengaji

Sebuah video yang memperlihatkan momen seorang pria tampak disidang warga karena melakukan pencabulan, viral di media sosial.

HO/Tribunnews.com
PENCABULAN ANAK - Polres Metro Jakarta Selatan mengungkap kasus guru ngaji bernama Ahmad Fadhillah yang mencabuli 10 muridnya. Peristiwa itu terjadi di sebuah rumah Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan milik tersangka sejak 2021. 

TRIBUNSOLO.COM - Sebuah video yang memperlihatkan momen seorang pria tampak disidang warga karena melakukan pencabulan, viral di media sosial.

Pada video yang beredar tampak pria tersebut didampingi istrinya mendengar kesaksian bocah perempuan yang menjadi korban pencabulan.

Baca juga: Kasus Pencabulan Eks Kapolres Ngada: Awal Bertemu Fani, AKBP Fajar Lukman Mengaku Bernama Fandi

Diketahui pria tersebut ternyata adalah seorang guru ngaji di Kebon Baru, Tebet, Jakarta Selatan. Ia berinisial AF (54).

Dalam videonya yang beredar sang istri sempat memberi pembelaan dan menyatakan AF difitnah.

Namun para warga menegaskan AF telah mencabuli 10 murid perempuannya di dalam rumah dengan modus mengajarkan agama.

Kini, AF telah ditetapkan tersangka dan terancam pasal berlapis.

Awal Mula Terungkap

Kasus ini awal mula terungkap setelah salah satu korban pelecehan yang dilakukan oleh guru ngaji di Tebet, Jakarta Selatan, mengaku kepada orang tuanya bahwa ia telah dilecehkan.

Pengakuan ini disampaikan oleh Kasi Humas Polres Jakarta Selatan Komisaris Murodih dalam rilis pengungkapan kasus pelecehan terhadap anak pada Rabu (9/7/2025).

Pencabulan ini terungkap saat korban tak mau lagi mengaji di rumah AF (54). Namun, saat itu orang tuanya memaksa agar anaknya tidak berhenti.

"Memang pada waktu itu anak itu dia tidak mau lagi ngaji. Sehingga orang tua memaksa anaknya untuk terus mengaji," jelas Murodih di Mapolres Jakarta Selatan.

Murodih juga menambahkan, trauma korban yang membuatnya enggan melanjutkan kegiatan mengaji bersama AF.

"Tapi karena anaknya merasa trauma ya, dia akhirnya menceritakannya kepada orang tuanya," tambahnya.

Menurut Murodih, trauma ini muncul karena AF pernah memukul korban saat pertama kali melakukan tindak pelecehan. AF memukul dan mengancam agar korban tak melaporkan hal tersebut ke orang tuanya.

Setelah terungkap, lima orang korban melaporkan kejadian ini ke polisi. Dalam penelusuran mendalam, polisi menemukan lima orang korban lainnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved