Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Program Prioritas Solo Era Gibran

Baru 100 Ton Per Hari, PLTSa Putri Cempo Targetkan Bisa Capai 545 Ton Akhir Tahun Ini

Menurutnya, jika sampah yang diolah bisa ditingkatkan, ia yakin listrik yang dihasilkan juga sesuai dengan ekspektasi.

TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
SUASANA PUTRI CEMPO. Kegiatan di PLTSa Putri Cempo, Jumat (18/4/2025). Direktur Utama PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMP) Elan Suherlan mengungkapkan saat ini PLTSa Putri Cempo baru bisa mengolah sampah sekitar 100 ton per hari. 

“Ya nggak apa-apa. Denda ya denda. Listriknya di bawah yang ditargetkan kita terkena denda. Kita sadari dalam usaha peningkatan produksi waste processing-nya. Bahan bakarnya supaya memenuhi yang diperjanjikan. Perjanjian tentu di sini kebaikan kedua belah pihak antara kami dengan pemkot dan PLN ada penyesuaian. Supaya kami bisa berjalan,” tuturnya.

Ia juga berharap pemerintah bisa menjalankan program pemilahan sampah di hulu. Selama ini, kemampuan pengolahan sampah yang dilakukan PLTSa masih minim karena sampah yang terlalu heterogen.

“Itu sangat membantu kalau misalnya dari hulu dari sumbernya. Kalau sekarang kita lihat sampahnya semua masuk. Apa pun ada. Kesulitan utamanya memilah tadi. Usahanya memilah luar biasa karena tidak ada pemilahan dari sumbernya. Kalau ada program memilah dari sumbernya sangat membantu,” tuturnya.

 

3 Kendala Belum Terpenuhinya Target

Tim Ahli Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Putri Cempo Prof. Prabang Setyono mengungkapkan tiga kendala utama kenapa hingga kini baru bisa mengolah sekitar seperlima dari target 545 ton sampah.

“Sekitar 100 ton per hari. Sejak commissioning kemarin 2024 akhir. Agak naik turun ada sedikit maintenance. Kadang naik juga 120 ton. Betul belum sebanding. Makanya dikejar mesinnya optimal beroperasi. Kalau beroperasi kapasitasnya 545 ton,” ungkapnya.

Dengan menggunakan teknologi plasma gasifikasi, sampah yang bisa diolah harus memenuhi kualifikasi tertentu.

Berbeda dengan incinerator yang hampir semua jenis dan kondisi sampah bisa masuk.

“Semua teknologi tidak ada yang sempurna. Gasifikasi lebih ribet sehingga TPA Putri Cempo dalam pengelolaan mundur,” terangnya.

Menurutnya, ada tiga kendala yang menyebabkan PSEL Putri Cempo belum memenuhi target.

Salah satunya PT. Solo Citra Metro Plasma Power (SCMPP) selaku operator berhadapan dengan tumpukan sampah berpuluh-puluh tahun.

“Ada tiga kendala besar. Pertama PT SCMPP berhadapan dengan tumpukan sampah 31,5 tahun. Tumpukan sampah perlu dibuat flat untuk pengeringan sampah. Mau tidak mau gunungan menjadi flat. Meskipun sekarang Blok C dan Blok D sudah flat tapi butuh proses lama berbulan-bulan. Kecuali lahan sudah land clearing. Waktunya tidak dihabiskan gunungan dikeruk menjadi lahan datar. Ini sudah hambatan,” jelasnya.

TPA PUTRI CEMPO - Suasana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, beberapa waktu lalu. Pengelolaan energi listrik dari sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo mengalami sejumlah kendala.
TPA PUTRI CEMPO - Suasana Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, beberapa waktu lalu. Pengelolaan energi listrik dari sampah pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Jebres, Solo mengalami sejumlah kendala. (TRIBUNSOLO.COM/Ahmad Syarifudin)

Hambatan kedua sampah yang harus diolah dalam kondisi sangat beragam.

Padahal teknologi plasma gasifikasi cenderung mampu mengolah sampah yang bersifat homogen.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved