Laporan Wartawan TribunSolo.com, Muhammad Irfan Al Amin
TRIBUNSOLO.COM, KARANGANYAR - Para pencari kerja membludak mengakukan kartu kuning di Dinas Perdagangan, Tenaga Kerja, Koperasi (Disdagnakerkop UKM) Karanganyar, Jumat (27/11/2020).
Dari pengamatan TribunSolo.com di lapangan, para pencari kartu kuning untuk syarat bekerja itu membludak hingga ratusan orang.
Banyak di antaranya yakni para muda-mudi.
Meski pakai masker, tetapi tampak tak menjaga jarak sehingga tampak berdesak-desakan.
Baca juga: Promo Gantung Gajian Untung Alfamart Mulai 27 November - 3 Desember 2020, Simak Katalognya
Baca juga: Cara Mengurus Surat Cerai Sendiri Tanpa Pengacara, Perhatikan Persyaratannya
Menurut Kabid Pelatihan dan Penempatan Tenaga Kerja Disdagnakerkop UKM Karanganyar, Herawati, membludaknya para pencari kartu kuning tersebut karena ada lowongan dari Dinas Kesehatan (Dinkes).
"Ada sejumlah lowongan yang dibuka Dinkes, dan menyaratkan adanya kartu pencari kerja," kata dia.
Herawati menyebutkan setidaknya kondisi seperti itu sudah terjadi dua hari ini.
"Ramai begini, sudah dari Kamis kemarin," jelasnya.
Ada ratusan orang yang berdatangan apabila dihitung dari jumlah pencari kartu di hari Kamis.
"Setidaknya ada 198 orang yang telah kami beri kartu," terangnya.
Dirinya juga menerangkan, pada hari biasa pihak Disdagnakerkop hanya melayani hingga puluhan orang saja.
"Biasanya kami cuma melayani puluhan orang saja, jadi kalau sekarang membludak ya agak kewalahan," ujarnya.
Sebagai bentuk antisipasi, pihaknya membuka kantornya hingga pukul 17.00 WIB.
Baca juga: Keluarga di Ngruki Ungkap Kondisi Abu Bakar Baasyir : Sudah 4 Hari Ini Dirawat di RSCM Jakarta
Baca juga: Kisah Pilu Bupati Situbondo Meninggal karena Corona, Padahal 5 Hari Sebelumnya Masih Segar Bugar
"Kami akan tutup hingga semua selesai, yang terpenting Sabtu kami libur dan sudah tidak ada pelayanan," ucapnya.
Selain itu protokol kesehatan juga sangat diperhatikan oleh pihak dinas.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk terus menjaga jarak, mengenakan masker dan mencuci tangan di tengah keramaian ini," jelasnya.
Swab Antigen
RSUD Karanganyar benar-benar memegang komitmennya ogah menggunakan rapid test tetapi lebih memilih swab antigen.
Adapun layanan sudah bisa dirasakan masyarakat mulai hari ini Kamis (19/11/2020), meskipun masih dalam tahap uji coba.
Masyarakat yang ingin menggunakan layanan uji tersebut harus memenuhi sejumlah kriteria yang telah ditetapkan.
"Jadi tidak langsung kami gunakan secara umum, kami uji coba dulu setelah itu dievaluasi," kata Kepala Bidang Penunjang Medis dan Non Medis, Katarina Iswati kepada TribunSolo.com, Selasa (24/11/2020).
Katarina menuturkan masyarakat yang berhak mendapat adalah mereka yang memiliki gejala suspek dan pasien yang harus mendapatkan tindakan penanganan segera.
"Masyarakat umum masih belum tersedia, baru bisa hanya kepada yang benar-benar menunjukkan gejala Covid-19 dan membutuhkan pertolongan segera seperti operasi dan persalinan," tuturnya.
Baca juga: Selama Hadapi Covid-19, RSUD Karanganyar Ternyata Hanya Memiliki Satu Orang Dokter Paru-paru
Baca juga: Ogah Pakai PCR Kini Pilih Swab Antigen, Direktur RSUD Karanganyar : Hasil Keluar dalam Hitungan Jam
Katarina menjelaskan, pihaknya tidak bisa memberikan pelayanan swab antigen kepada masyarakat karena terkendala anggaran dan petugas pelayanan.
"Walaupun secara personel sudah cukup banyak tapi untuk menghadapi Covid 19 kami masih kelabakan," ujarnya.
Dirinya berharap swab antigen dapat menjadi solusi dan memotong antrian panjang yang sering menyebabkan padatnya area rumah sakit.
"Kami berharap dengan adanya swab antigen, dari yang dulu menunggu hasil bisa sampai tiga hari kini dengan hitungan jam sudah bisa keluar," terangnya.
Swab antigen sendiri diberikan secara cuma-cuma, hal ini demi menjaga keselamatan pasien dan tenaga medis yang selalu memiliki kontak erat.
"Hal ini kami lakukan demi menjaga pasien dan tenaga kami supaya tidak was-was karena sangat dekat dengan Covid-19," katanya.
Deteksi Cepat Covid-19
RSUD Karanganyar memutuskan memakai swab antigen sebagai pendeteksi Covid-19.
Direktur RSUD Kabupaten Karanganyar, Iwan Setiawan Adji, menjelaskan pilihan kepada swab antigen karena durasi menunggu hasilnya bisa lebih cepat dibanding swab PCR.
Hal itu menurut dia demi memudahkan dan mempersingkat waktu penanganan pasien terutama bagi yang dinyatakan suspect Covid-19.
"Hanya dalam jangka waktu tiga jam, sudah bisa keluar hasilnya," kata Iwan kepada TribunSolo.com, pada Senin (16/11/2020).
Baca juga: Direktur RSUD Soeratno Gemolong Positif Covid-19, Plt Bupati Sragen : Potensi Kena di RS Lebih Besar
Baca juga: RSUD Karanganyar Evaluasi Covid-19 : Ada Tujuh Kendala dalam Proses Penanganan Corona Selama Ini
Selain karena bisa lebih cepat, harga penggunaan swab antigen lebih ekonomis dari swab PCR.
"Setiap mengambil spesimen sampel, hanya membutuhkan 300 ribu," kata Iwan.
Saat ini harga swab PCR mencapai 900 ribu dan rapid antibodi sebesar 95 ribu sesuai dengan batas maksimal harga yang ditetapkan oleh pemerintah.
Namun Iwan berani menjamin bahwa swab antigen yang instansinya gunakan memiliki tingkat akurasi cukup tinggi.
"Apabila dibandingkan rapid hanya 30 persen, sedangkan ini bisa mencapai 80 persen hasilnya.
Iwan juga menambahkan pasien tidak perlu membayar dalam proses swab test antigen.
Hanya kategori tertentu serta membutuhkan penanganan cepat saja yang bisa mendapat pelayanan.
"Hanya orang yang beresiko tinggi yang kami berikan, seperti ibu hamil yang mau melahirkan atau pasien kritis saja," kata Iwan.
Evaluasi RSUD Karanganyar
Penyakit bernama Covid-19 menjadi suatu hal baru dalam kesehatan saat ini.
Bahkan dalam penangannya membutuhkan cara yang tidak biasa, tidak terkecuali bagi pihak RSUD Kabupaten Karanganyar.
Rumah sakit pemerintah tersebut juga mengalami banyak kendala, karena jumlah penderita Covid-19 yang semakin hari terus bertambah.
Baca juga: Catatan Panelis Jelang Debat Pilkada Sukoharjo Kedua, di Antara Gagasan Baru Bidang Kesejahteraan
Baca juga: Menkumham Tegaskan WNI dan WNA di Indonesia Dijamin Perlindungan Keselamatannya Selama Pandemi
Menurut Direktur RSUD Kabupaten Karanganyar, Iwan Setiawan Adji, ada tujuh penyebab yang menghambat pelayanan Covid-19.
Pertama, hasil pemriksaan swab test yang belum bisa dipastikan lama durasinya.
Kedua Pasien di triage Covid IGD, Iwan menjelaskan hasil swab yang lama, membuat pasien IGD jadi menumpuk.
"Pasien sebelum masuk bangsal harus dilihat apakah positif atau tidak, bila positif akan diisolasi," kata Iwan kepada TribunSolo.com, pada Senin (16/11/2020).
Ketiga, adanya tren pasien tidak bersedia dikategorikan suspek dan menolak dirawat di ruang isolasi.
"Mereka sudah jenuh, karena di ruang terisolasi akan terpisah dengan pasien lainnya," kata Iwan.
Keempat, tren penolakan pemakaman dengan protokol Covid-19.
Kelima, keterbatasan jumlah SDM dokter di rumah sakit.
"Di rumah sakit kami dokter parunya hanya ada satu," ungkap Iwan.
Keenam, kendala sistem rujukan berjenjang.
Ketujuh, kurangnya petugas penanganan Covid-19 termasuk tim petugas penanganan pemulasaran jenazah.
Sebagai bentuk solusi atas permasalahan tersebut, Iwan menyebutkan bahwa pasien yang akan memasuki ruang bangsal akan diberi swab antigen gratis.
"Semuanya gratis kami yang menanggung," kata Iwan.
Baca juga: Corona Karanganyar Naik, Bupati Juliyatmono Minta RS Keluarkan Swab Lebih Cepat & Pasien Besar Hati
Baca juga: Asal Muasal Klaster Keluarga yang Dominasi Ledakan Corona di Solo, Bermula dari Periksa di Puskesmas
Namun, tidak semua pasien bisa mendapat swab antigen gratis, hanya pasien dengan kriteria tertentu yang bisa.
"Tentu dengan pasien resiko tinggi serta butuh penanganan cepat seperti ibu hamil yang akan kami beri secara cuma-cuma," kata Iwan.
Pesan Bupati Karanganyar
Bupati Karanganyar, Juliyatmono menyoroti meningkatnya angka pasien Covid-19.
Meningat jumlah pasien Covid-19 bisa menembus 257 orang pada minggu ini.
Juliyatmono mengimbau kepada masyarakat agar apabila sudah ditetapkan sebagai pasien Covid-19 bisa menerima hasil tes tersebut dengan besar hati.
"Kalau semisal sudah positif patuhi saja protokolnya, kasihan nanti yang punya kontak erat dan tidak tahu, bisa dengan mudah tertular," kata Juliyatmono saat menerima bantuan dari Bank Jateng, pada Senin (16/11/2020).
Baca juga: Klaster Pernikahan di Sragen Kembali Bertambah, 2 Tetangga Mempelai Dinyatakan Ikut Terpapar Corona
Baca juga: Kabar Gembira : Test Swab Keluar, 111 Tamu Pesta Nikahan di Sragen Dinyatakan Negatif Covid-19
Di sisi lain juga Juliyatmono meminta kepada pihak petugas kesehatan atau rumah sakit agar bisa mengeluarkan hasil tes Covid-19 dengan segera.
"Rakyat membutuhkan kepastian apakah ini Covid atau tidak," kata Juliyatmono.
Kepastian cepat mengenai status Covid 19 juga ditunggu oleh para pengurus jenazah
Juliyatmono juga memuji para petugas kesehatan yang masih berjuang di lapangan dalam mengentaskan Covid-19.
"Luar biasa mereka masih semangat semua, dengan segala kondisi yang ada," tuturnya.
Dalam acara yang digelar di rumah dinas Bupati Karanganyar tersebut dihadiri oleh segenap pejabat RSUD Karanganyar, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Bank Jateng.
Adapun Bank Jateng menyerahkan satu unit mobil Toyota Avanza kepada RSUD Karanganyar saat acara Pertemuan Evaluasi Mutu Pelayanan dan Upaya Peningkatan Motivasi Kerja RSUD Kabupaten Karanganyar di Era Pandemi.
Kasus Nasional
Kasus Covid-19 di Indonesia hingga kini masih mengalami penambahan kasus.
Pada Senin (16/11/2020) pukul 12.00 WIB, jumlah positif Corona tercatat 3.535 penambahan, dari sebelumnya 467.113 kasus.
Baca juga: Asal Muasal Klaster Keluarga yang Dominasi Ledakan Corona di Solo, Bermula dari Periksa di Puskesmas
Sehingga, total kasus Covid-19 di Indonesia sejak terkonfirmasi pada 2 Maret lalu menjadi 470.648 kasus.
Hal itu disampaikan dalam website resmi Kementerian Kesehatan, kemkes.go.id, pada Senin (16/11/2020) sore.
Kabar baiknya, ada sejumlah 3.452 pasien yang berhasil sembuh.
Artinya jumlah pasien sembuh menjadi 395.443 dari pasien sebelumnya sebanyak 391.991 pasien.
Sementara, jumlah pasien positif Covid-19 yang dinyatakan meninggal dunia juga bertambah sebanyak 85 orang.
Sehingga total pasien meninggal dunia akibat virus corona menjadi 15.296 orang, dari sebelumnya 15.211.
Penambahan kasus positif tersebut tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Provinsi DKI Jakarta kini menjadi provinsi dengan jumlah kasus terbanyak.
Disusul Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi Selatan.
Berita update Corona atau Covid-19 di Indonesia bisa di akses di sini
Baca juga: Animo Pembelajaran Jarak Jauh di Tengah Pandemi Corona Menurun, Dinas Sebut karena Tugas dan Sinyal
Pencegahan virus corona menurut WHO
Menurut WHO, Langkah-langkah perlindungan dari virus corona adalah tetap mengetahui informasi terbaru tentang wabah COVID-19.
Hal tersebut tersedia di situs web WHO atau melalui otoritas kesehatan publik nasional dan lokal.
Cara mencegah kemungkinan terinfeksi COVID-19 adalah dengan melakukan beberapa tindakan pencegahan sederhana seperti berikut ini:
1. Cuci tangan teratur
Secara teratur dan menyeluruh bersihkan tangan Anda dengan gosok berbasis alkohol atau cuci menggunakan sabun dan air.
Alasannya, mencuci tangan memakai sabun dan air atau menggunakan gosok tangan berbasis alkohol dapat membunuh virus yang mungkin ada di tangan.
2. Sosial distancing
Pertahankan jarak setidaknya 1 meter dari siapa saja yang batuk atau bersin.
Ketika seseorang batuk atau bersin, mereka menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang mungkin mengandung virus.
Jika terlalu dekat, maka tetesan air bisa terhirup, termasuk virus COVID-19 jika orang tersebut menderita batuk.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan dapat terpapar virus.
Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata, hidung, atau mulut.
Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa membuat sakit.
Pastikan orang-orang di sekitarmu, mengikuti 'kebersihan pernapasan' yang baik.
Ini berarti menutupi mulut dan hidung menggunakan siku atau jaringan yang tertekuk saat batuk atau bersin.
Baca juga: Update Corona Klaten : Tingkat Kesembuhan Naik Ada Tambahan 17 Orang, Tapi Muncul 7 Kasus Positif
4. Segera buang tisu bekas
Karena tetesan yang tertampung pada tisu bisa menyebarkan virus.
Dengan mengikuti kebersihan pernapasan yang baik, maka bisa melindungi orang-orang di sekitarmu dari virus seperti flu dan COVID-19.
5. Tetap di rumah jika merasa tidak sehat
Jika mengalami demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan hubungi terlebih dahulu dan ikuti arahan otoritas kesehatan setempat.
Otoritas nasional dan lokal akan memiliki informasi terbaru tentang situasi di daerah setempat.
Menelepon terlebih dahulu akan memungkinkan penyedia layanan kesehatan bisa dengan cepat mengarahkan ke fasilitas kesehatan yang tepat.
Ini juga akan melindungimu dan membantu mencegah penyebaran virus dan infeksi lainnya.
Ikuti perkembangan COVID-19 terbaru (kota atau area lokal di mana COVID-19 menyebar luas).
Jika memungkinkan, hindari bepergian ke tempat-tempat tersebut terutama untuk orang yang lebih tua atau menderita diabetes, penyakit jantung, atau paru-paru.
Karena memiliki peluang lebih tinggi untuk terkena COVID-19 di salah satu area ini.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus Corona. Tribunnews.com mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat Pesan Ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak).
(Tribunnews.com/Maliana)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul UPDATE Corona 16 November: Pasien Positif Tambah 3.535, Sembuh 3.452, Meninggal 85, DKI Terbanyak,