Bendera One Piece di HUT RI

Banyak yang Bertanya, Pedagang Bendera Merah Putih di Solo Tetap Teguh Tak Jual Bendera One Piece

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

BENDERA MERAH PUTIH - Iwa (34), pedagang bendera musiman di Solo, tengah melayani pembeli, Rabu (6/8/2025). Meski permintaan bendera bergambar tokoh anime One Piece meningkat jelang peringatan HUT ke-80 RI, Iwa tetap hanya menjual bendera merah putih.

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Andreas Chris Febrianto 

TRIBUNSOLO.COM, SOLO - Meski permintaan bendera bergambar tokoh anime One Piece meningkat jelang peringatan HUT ke-80 RI, Iwa (34), pedagang bendera musiman di Solo, tetap teguh hanya menjual bendera merah putih.

Ia menolak mengikuti tren yang dinilai menyimpang dari esensi perayaan kemerdekaan.

"Kalau jual bendera One Piece kayanya enggak sih," kata Iwa, saat ditemui, Rabu (6/8/2025).

Iwa membuka lapak jualannya setiap tahun di Jalan Joko Tingkir, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.

JELANG PERAYAAN KEMERDEKAAN - Penjual bendera merah putih di Solo mengaku omzet dagangannya tahun ini menurun drastis. (TRIBUNSOLO.COM/Andreas Chris)

Selama lima tahun terakhir, ia menjajakan bendera merah putih sebagai usaha sampingan, mengambil barang dari supplier untuk dijual kembali.

Menariknya, tahun ini ia mengaku banyak calon pembeli yang mencari bendera One Piece.

Tren ini bahkan turut dirasakan dari lingkungan terdekatnya.

"Kaya teman-teman saya itu pada tanyain dan nyariin bendera One Piece di tahun ini," urainya.

Namun, meskipun peminatnya tinggi, Iwa tetap memilih tidak menjual atribut tersebut.

Ia menilai momen peringatan kemerdekaan sebaiknya dihiasi bendera resmi sebagai simbol nasionalisme, bukan ikon budaya pop.

Baca juga: Cerita Pedagang Bendera Merah Putih di Solo: Omzet Turun, Banyak yang Tanya Bendera One Piece

Di sisi lain, penjualan bendera merah putih tahun ini memang lesu. Iwa mengaku omsetnya turun dibanding tahun lalu.

"Kalau sekarang agak menurun mas. Kalau tahun sebelumnya bisa bawa pulang Rp 5 juta dalam sebulan. Kalau sekarang mungkin cuma Rp 3 juta," katanya.

Sudah membuka lapak sejak akhir Juli, hingga awal Agustus ini dagangannya masih tersisa banyak. Ia pun belum mengetahui pasti penyebab turunnya penjualan.

"Mungkin faktor ekonomi," ujarnya.

Halaman
1234

Berita Terkini