Fakta Menarik Tentang Solo

Kenapa Orang Solo Suka Minum Teh? Ternyata Sudah jadi Tradisi Sejak Abad ke-18, Dulu Sajian Istana

Berkat tradisi ini, teh Solo sempat viral karena rasanya yang enak dan beda dari teh-teh daerah lain.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH
TEH NDORO DONKER - Premium Black Tea Jasmine, salah satu menu teh di Ndoro Donker, Kemuning, Karanganyar. Rasanya pekat, segar, dan harum pada 2023 lalu. (KOMPAS.com/YUHARRANI AISYAH) 

Tradisi ini bahkan menjadi bagian dari etiket kerajaan.

Pada tanggal 2 Juli 1901, ketika Raja Siam (Thailand) berkunjung ke Mangkunegaran dan Kasunanan Surakarta, teh disajikan sebagai bagian dari jamuan agung.

Pihak istana memperlihatkan kemegahan dan kesantunan mereka melalui upacara minum teh yang elegan.

Selain itu, perlengkapan teh seperti poci, teko, dan cangkir dari perak atau emas menjadi simbol kemewahan dan kebangsawanan.

Semakin indah peralatan tehnya, semakin tinggi status sosial pemiliknya.

KULINER LEGENDARIS - Es teh manis yang segar untuk pelepas dahaga di tengah cuaca panas beberapa waktu lalu. Begini sejarah teh kampul, minuman khas Solo, Jawa Tengah.
KULINER LEGENDARIS - Es teh manis yang segar untuk pelepas dahaga di tengah cuaca panas beberapa waktu lalu. (TribunJogja/Tribunnews.com)

Dari Istana ke Angkringan: Teh Menjadi Milik Rakyat

Seiring perubahan zaman, teh tak lagi menjadi minuman kaum elite.

Tradisi ngeteh meluas dan menjadi kebiasaan masyarakat dari berbagai lapisan.

Di Solo, hampir setiap rumah memiliki stok teh kering di dapur. Menyuguhkan teh kepada tamu sudah menjadi etika sosial yang tak tertulis.

Dalam pandangan masyarakat, menyambut tamu tanpa teh dianggap kurang sopan.

Air putih dinilai terlalu sederhana, sedangkan teh melambangkan penghargaan dan keramahan.

Karena itu, di mana pun seseorang bertamu di Solo, hampir pasti akan disuguhi secangkir teh hangat.

Kini, teh bukan hanya hadir di ruang tamu, tetapi juga di warung kaki lima, angkringan, dan kafe modern.

Di sepanjang jalan-jalan Solo, para penjual es teh plastikan berjejer hampir setiap lima hingga sepuluh meter.

Es teh menjadi minuman rakyat yang merakyat menyegarkan, murah, dan selalu tersedia.

Beberapa warga bahkan memiliki kebiasaan unik, seperti hanya minum es teh dalam wadah plastik karena porsinya lebih banyak, atau selalu memilih “teh adem”. teh suhu ruang yang tidak terlalu panas dan tidak dingin.

Kebiasaan-kebiasaan kecil ini menunjukkan bagaimana teh bukan sekadar minuman, melainkan bagian dari gaya hidup sehari-hari.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved