Cara Membuat Gatot dan Kerupuk Trowolo Khas Sragen: Prosesnya Sama, Tapi Tak Boleh Sembarangan!

"Gatot itu kalau proses ini, kalau terlalu keras nggak mau, harus lembek, kalau terlalu keras, gatotnya akan bantet, kalau digoreng tidak bisa mekar, kalau trowolo memang harus keras, biar cepat kering," jelasnya.

"Proses membuat gatot itu susah, (hasil pemerasan) keras sedikit tidak mau, empuk sedikit juga tidak mau, kalau keras, gatotnya juga keras,"

"Kalau empuk banget, ya gatotnya empuk, tapi nanti pas direbus lama, tidak matang," sambungnya.

Setelah itu, singkong yang sudah kering tadi diparut kembali untuk menghilangkan serat-serat singkong.

Tahapan selanjutnya adalah dengan merebus singkong kurang lebih selama 15-30 menit dengan menggunakan api besar.

Baca juga: Sosok Sugimin Pembuat Gatot dan Kerupuk Trowolo di Sragen: Tak Perlu Merantau, Bisa Kuliahkan Anak

Sugimin masih mekukus singkong dengan menggunakan tungku kayu bakar, karena dinilai lebih hemat.

Baru setelah dikukus, terdapat perbedaan membuat gatot dan kerupuk trowolo.

"Kalau gatot ditumbuk bolak-balik sampai lembut atau lilit, selama beberapa menit, gatot itu prosesnya satu hari penuh, setelah itu didiamkan dan siap dijual," ujarnya.

"Kalau trowolo dibentuk gulungan terlebih dahulu, lalu diirisi tipis, selanjutnya dijemur, kalau musim kemarau seperti ini jam 12 bisa kering, kalau sedang musim hujan susah, untuk trowolo hanya diberi pewarna makanan saja," tambahnya.

"Tambahannya hanya itu saja, tidak ada campuran lain kalau di gatot, harus murni, kalau dicampur tepung tidak mau," pungkasnya. 

Setelah jadi, gatot dan kerupuk trowolo dapat dihidangkan hanya dengan cara digoreng saja.

(*)