Klaten Bersinar
Selamat Datang di Klaten Bersinar

Pembangunan Jembatan Butuh Sragen

Progres Proyek Jembatan Butuh Sragen Dikritik, Disebut Salah Metode hingga Kualitas Baja Diragukan

Proses pembangunan Jembatan Butuh yang menghubungkan Kecamatan Plupuh dengan Kecamatan Masaran, di Kabupaten Sragen menuai kritik.

TribunSolo.com/ Septiana Ayu
Potret kerangka Jembatan Butuh di Kabupaten Sragen yang melengkung usai diterjang banjir Sungai Bengawan Solo. 

Laporan Wartawan TribunSolo.com, Septiana Ayu Lestari

TRIBUNSOLO.COM, SRAGEN - Proses pembangunan Jembatan Butuh yang menghubungkan Kecamatan Plupuh dengan Kecamatan Masaran, di Kabupaten Sragen menuai kritik.

Kritikan itu bermunculan, lantaran jembatan yang sedang dalam proses pembangunan ini kerangkanya melengkung setelah diterjang banjir pada Selasa (12/11/2024).

Perwakilan Gerakan Pembaharuan Sragen (GPS), Budi Setyo menilai pembangunan jembatan tersebut menggunakan metode pelaksanaan pekerjaan konstruksi jembatan yang salah.

Dimana, menurutnya pembangunan jembatan seharusnya menggunakan metode servis crane sebagai penunjang kerangka jembatan.

Namun, dalam pembangunan jembatan Butuh menggunakan metode perancah yakni dengan menggunakan sistem pemasangan lantai dengan bantuan perancah.

Selain metode, Budi juga meragukan kualitas baja yang digunakan sebagai kerangka jembatan.

"Itu bukan karena bencana, tapi metode pelaksanaan yang salah, sehingga terjadinya kerobohan tersebut," ujarnya kepada TribunSolo.com, Rabu (13/11/2024).

Baca juga: Belum Apa-apa, Rangka Jembatan Butuh Sragen Sudah Melengkung, Ternyata Gegara Diterjang Banjir

Perwakilan anggota GPS lainnya, Haryanto mengingatkan agar tidak baja kerangka yang sudah terlanjur melengkung tersebut untuk tidak digunakan lagi.

"Karena itu sudah tidak layak, karena adanya lengkungan, bahannya itu sudah berbeda kekuatannya," ujarnya.

Selain masalah teknis, Haryanto mempertanyakan kinerja para konsultan proyek.

"Dalam pengerjaan, harus ditunggui konsultan, oh ini bahannya tidak benar, ini yang benar, berarti permasalahan itu, konsultan harus ada di lokasi," jelasnya.

Sementara itu, data dari Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Sragen mengklaim progres pembangunan jembatan Butuh sudah mencapai 71,45 persen dari target pengerjaan yang seharusnya sudah mencapai 75 persen.

Kepala DPU Kabupaten Sragen, Albert Pramono Susanto mengatakan metode yang digunakan untuk membangun jembatan, menurutnya sudah melalui kajian yang dilakukan oleh kontraktor.

"Mereka memakai metode seperti itu, mungkin saat itu sudah dilaksanakan, dan ternyata kemarin terjadi hujan yang luar biasa," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved