Fakta Menarik Tentang Klaten
Asal-usul Candi Sewu di Klaten : Jumlahnya Tak Sampai Seribu, Bukti Kejayaan Peradaban Mataram Kuno
Candi Sewu merupakan salah satu peninggalan agama Buddha terbesar di Indonesia dan menjadi bukti kejayaan peradaban Mataram Kuno
Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Meskipun dinamakan “Sewu”, yang dalam bahasa Jawa berarti “seribu”, jumlah bangunan di kompleks ini sebenarnya hanya 249 candi.
Penamaan “Sewu” lebih bersifat simbolik dan erat kaitannya dengan legenda rakyat yang berkembang di masyarakat Jawa.
Kompleks Candi Sewu dibangun dengan pola mandala wajradhatu, yaitu bentuk tata ruang yang melambangkan alam semesta dalam kosmologi Buddha.
Baca juga: Asal-usul Air Terjun Kedung Sriti, Surga Tersembunyi yang Ekstrem di Tawangmangu Karanganyar
Di bagian tengah berdiri candi utama setinggi sekitar 30 meter dengan diameter sekitar 29 meter, dikelilingi oleh 8 candi pengapit dan 240 candi perwara (pendamping) yang tersusun simetris membentuk lingkaran.
Candi utama dulunya menjadi tempat pemujaan utama dan diyakini menyimpan arca Bodhisattwa Manjusri dari perunggu setinggi sekitar empat meter.
Sayangnya, arca tersebut telah hilang sejak lama dan diduga dijarah pada masa lampau.
Relief-relief yang menghiasi dinding candi menggambarkan kisah-kisah dalam ajaran Buddha, termasuk nilai-nilai kebijaksanaan, kasih sayang, serta perjalanan spiritual menuju pencerahan.
Legenda Roro Jonggrang dan Candi Sewu
Masyarakat Jawa mengenal Candi Sewu melalui legenda terkenal Roro Jonggrang dan Bandung Bondowoso.
Dalam kisah itu, Bandung diminta membangun seribu candi dalam satu malam sebagai syarat untuk menikahi Roro Jonggrang.
Namun, ketika jumlah candi hampir genap, Roro Jonggrang menipu Bandung dengan menyalakan api dan memukul lesung agar ayam berkokok lebih cepat.
Mengetahui dirinya ditipu, Bandung murka dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi arca batu.
Baca juga: Asal-usul Banjarsari, Kecamatan yang jadi Pusat Aktivitas Ekonomi dan Wisata di Kota Solo
Konon, Candi Sewu ini disebut sebagai bagian dari “seribu candi” yang gagal diselesaikan Bandung Bondowoso.
Kisah ini semakin memperkuat daya tarik mistis dan budaya dari situs Candi Sewu.
Nilai Spiritual dan Budaya
Candi Sewu bukan sekadar bangunan batu kuno, tetapi juga memiliki nilai spiritual mendalam. Dalam konteks ajaran Buddha Mahayana, kompleks ini merupakan simbol perjalanan batin manusia menuju pencerahan (nirwana).
Selain itu, berdirinya Candi Sewu berdampingan dengan Candi Prambanan yang bercorak Hindu menjadi representasi nyata dari sinkretisme dan toleransi agama yang telah mengakar dalam budaya Jawa sejak ribuan tahun lalu.
Daya Tarik Wisata Candi Sewu
| Asal-usul Nama Kecamatan Cawas di Klaten: Ada 3 Versi Legenda, Salah Satunya Ucapan Sunan Kalijaga |
|
|---|
| Sejarah Makam Ronggowarsito di Trucuk Klaten: Jejak Pujangga Terakhir Jawa |
|
|---|
| Asal-usul Pura Candi Untarayana Klaten : Berdiri di Atas Tanah Wingit, Dulu Tempat Bertapa Aji Saka |
|
|---|
| Kenapa Klaten Dijuluki Kabupaten Bersinar? Semboyan Bersejarah yang Sarat Makna |
|
|---|
| Sejarah Beras Rojolele Delanggu Klaten: Namanya dari Paku Buwono II, Tak Ada Kaitan dengan Ikan Lele |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.