Sejarah Kuliner Legendaris

Sejarah Pecel Solo yang jadi Menu Favorit Sarapan: Dulu Makanan Raja, Sambalnya Wijen Bukan Kacang

Dalam Serat Centhini (1814) misalnya, disebutkan bahwa pecel dibuat menggunakan bumbu wijen, bukan kacang tanah.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
TribunSolo.com/Tri Widodo
SEJARAH KULINER LEGENDARIS - Gendar pecel yang merupakan menu sarapan populer di Solo Raya, Jawa Tengah, dipotret pada Senin (12/9/2022). Beginilah sejarah pecel Solo. 

Sejak saat itu, wijen mulai tergeser oleh kacang sebagai bahan utama sambal pecel.

Pada 1843, dalam buku resep Koki Bitja, pecel sudah berubah bentuk menjadi masakan berkuah santan dan kemiri, lengkap dengan udang.

Menariknya, versi ini lebih menyerupai sayur lodeh daripada pecel yang kita kenal hari ini.

Namun, perlahan tapi pasti, pecel dengan sambal kacang menjadi favorit rakyat, karena lebih mudah dibuat dan bahan-bahannya murah meriah.

Baca juga: Sejarah Makam Mbah Precet atau Ki Precet di Sriwedari Solo, Sosok Pahlawan Legendaris dari Surakarta

Pada awal abad ke-20, pecel tidak hanya menjadi makanan sehari-hari, tapi juga bagian dari ekonomi rakyat.

Berdasarkan survei kolonial pada 1910, disebutkan bahwa berjualan pecel menjadi mata pencaharian utama perempuan Jawa dan Madura.

Pecel dijajakan dari rumah ke rumah, pasar hingga alun-alun, menjadikannya kuliner yang merakyat dan menjangkau semua kalangan.

Pecel Khas Solo

Di Solo, pecel punya identitas khas.

Selain pecel modern dengan sambal kacang seperti yang umum dijumpai sekarang, pecel ndeso masih eksis di beberapa warung tradisional.

Pecel ini memakai bumbu dari wijen atau kadang menggunakan kelapa sangrai, dan tak jarang disajikan dengan nasi merah serta sayuran lokal seperti daun kenikir dan bayam jawa.

Sayuran yang digunakan pun dulunya sangat khas.

Misalnya, pecel Jawa Tengah (termasuk Solo) dulu banyak memakai kecipir, yang kini makin langka.

Baca juga: Sejarah Bakmi Toprak, Kuliner Legendaris Solo Perpaduan Budaya Jawa, Eropa, dan Tionghoa

Sementara semanggi, tanaman rambat dengan daun khas, dulunya umum dipakai di seluruh Jawa, kini hampir hanya ditemukan di sisa-sisa pecel Surabaya.

Pecel di Masa Kini

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved