Fakta Menarik Tentang Solo

Mitos Sasana Sewaka, Titik Sakral Keraton Solo yang jadi Tempat Sinuhun Semedi

Bangunan ini menjadi panggung sakral di mana Sri Susuhunan diyakini berkomunikasi secara kosmik dengan kekuatan tertinggi.

Penulis: Tribun Network | Editor: Hanang Yuwono
Tribunsolo.com
TEMPAT SAKRAL KERATON - Raja Keraton Kasunanan Surakarta, Pakubuwono (PB) XIII Hangabehi duduk di Dampar Kencana, Sasana Sewaka saat mulai Tingalan Dalem Jumenengan Ke-15, Senin (1/4/2019). Inilah kisah tentang Sasana Sewaka yang dianggap tempat sakral di Keraton Solo. 

Di sisi lain, ornamen dan perabotan di sekitar Sasana Sewaka juga memperlihatkan sentuhan Eropa.

Patung bergaya klasik, lampu gantung kristal, serta perabotan mewah banyak ditemukan di area keraton.

Beberapa di antaranya merupakan hadiah dari raja-raja Eropa, termasuk Ratu Belanda.

Namun demikian, seluruh elemen tersebut tidak menghapus nilai-nilai kejawen yang mendasari arsitektur keraton, justru memperkaya makna estetika dan menunjukkan kesetaraan budaya antara Jawa dan Eropa.

Simbolisme Warna dan Ornamen

Warna-warna yang digunakan dalam bangunan Sasana Sewaka, seperti coklat tanah, hijau toska, dan emas, memiliki makna filosofis yang dalam.

Warna coklat melambangkan unsur bumi dan kerendahan hati, hijau toska menggambarkan keseimbangan dan ketenangan, sedangkan warna emas melambangkan kemuliaan spiritual.

Ornamen kayu, ukiran bunga, dan pola geometris khas Jawa berfungsi bukan hanya sebagai hiasan, tetapi juga sebagai doa visual yang mengandung makna spiritual.

Dengan fungsi dan arsitektur yang sarat makna, Sasana Sewaka menjadi simbol idealisme kepemimpinan Jawa kuno.

Seorang raja tidak hanya dituntut untuk memerintah, tetapi juga menjaga keseimbangan antara kekuasaan dan kebijaksanaan, dunia material dan spiritual.

(*)

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved