Jumenengan Keraton Solo

PROFIL 3 Kerabat Keraton Solo yang Diberi Gelar Panembahan oleh PB XIV, dari Dalang hingga Akademisi

Tiga kerabat dari lingkungan Keraton Surakarta baru saja menerima gelar Panembahan dari Pakubuwono XIV Purboyo.

|
TribunSolo.com/Ahmad Syarifudin
KEKANCINGAN. Sebanyak 5 kerabat dalem yang mendapat kekancingan setelah upacara naik tahta atau jumenengan digelar, Sabtu (16/11/2025) lalu. 

Meski demikian, penahanan KGPH Benowo akhirnya ditangguhkan pada Desember 2017.

"Pemberkasan sudah dilimpahkan (ke kejaksaan) tapi kita gunakan asas manfaat dalam KUHAP. Untuk apa kita memenjarakan seseorang kalau tidak ada manfaatnya," kata Kasatreskrim Polresta Solo saat itu, Kompol Agus Puryadi.

Kini, nama Benowo kembali mencuat setelah dianugerahi gelar Panembahan dari Pakubuwono XIV.

3. KGPA Panembahan Dipokusumo

JUMENENGAN -  Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Solo KGPH Dipokusumo saat ditemui Sabtu (15/11/2025). Ia menerangkan bahwa Kirab mengelilingi kawasan keraton merupakan bentuk deklarasi adanya raja baru yang telah mengukuhkan diri.
JUMENENGAN - Pengageng Parentah Keraton Kasunanan Solo KGPH Dipokusumo saat ditemui Sabtu (15/11/2025). Ia menerangkan bahwa Kirab mengelilingi kawasan keraton merupakan bentuk deklarasi adanya raja baru yang telah mengukuhkan diri. (TribunSolo.com/ Andreas Chris)

Tokoh ketiga yang menerima gelar Panembahan adalah KGPH Dipokusumo, sosok yang telah lama menjadi bagian penting dari struktur adat Keraton Solo.

Ia merupakan putra PB XII dari istri kedua, KRAy Retnodiningrum, sekaligus saudara kandung Maha Menteri Tedjowulan.

Sejak kecil bergelar GRM Surya Suparta, Dipokusumo dikenal sebagai pengageng Parentah—jabatan yang membuatnya terlibat langsung dalam pengelolaan tata adat keraton.

Di luar keraton, ia memiliki rekam jejak akademik dan budaya yang kuat.

Baca juga: Pasca Jumenengan Pakubuwono XIV, Struktur dan Pejabat Keraton Solo Bakal Berganti, Ini Bocorannya!

Ia pernah menjadi Ketua Jurusan Hubungan Internasional Universitas Slamet Riyadi (Unisri) Solo, menjadi anggota Dewan Penasihat Nusantara Institute, hingga menerima gelar kehormatan dari Kerajaan Negeri Sembilan, Malaysia.

Ia juga berperan aktif dalam berbagai lembaga budaya: Tim Ahli Cagar Budaya Surakarta, Dewan Kurator Museum Keris, Jaringan Kota Pusaka, hingga organisasi lintas adat, agama, dan budaya.

Konsistensinya dalam menjaga warisan budaya Jawa menjadikannya salah satu penghubung antara tradisi keraton dan dunia modern.

 

Sumber: TribunSolo.com
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved